Kamis, 25 April 2024

Free Sex Makin Menjadi-Jadi, BKKBN Dorong Comprehensive Sexuality Education

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Ilustrasi, setop seks bebas. Foto: Freepik

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tengah menaruh perhatian serius terhadap tingginya tingkat kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja di Indonesia.

Hasto Wardoyo Kepala BKKBN berharap, pemerintah dan masyarakat bekerjasama dan bekerja keras untuk memberikan edukasi terbaik kepada remaja, agar terhindar dari perilaku free sex atau seks bebas.

“Pendidikan seks di Indonesia sangat lemah karena masih dianggap tabu. Upaya kita untuk melakukan Comprehensive Sexuality Education masih menemui banyak tantangan,” ucapnya pada Kamis (19/1/2023).

Hasto mengatakan, tingginya permohonan dispensasi nikah tidak hanya terjadi di Jawa Timur (Jatim), dan menurutnya kejadian itu karena kurangnya pengetahuan tentang seks pada remaja.

Ia juga menjelaskan, pendidikan seks bukan memberikan edukasi tentang berhubungan seks, tetapi tentang pengenalan alat reproduksi, fungsi, serta bagaimana merawat untuk mencegah terjadinya berbagai penyakit baik pada perempuan maupun laki-laki di masa depan.

Oleh karena itu, ia menegaskan, BKKBN akan terus berupaya memberikan pendidikan seks melalui generasi sebaya, yakni dengan Program Generasi Berencana (GenRe),

“Perwakilan BKKBN Jatim dibawah kepemimpinan Ibu Maria Ernawati telah berhasil menjembatani sinergi lintas sektor di dalam pembinaan remaja, memberikan dukungan terhadap kegiatan-kegiatan positif remaja, dan bersama remaja mengembangkan kegiatan yang akrab yang sesuai dengan kebutuhan remaja melalui Insan GenRe,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa GenRe merupakan program dengan kelompok sasaran remaja berusia 10-24 tahun yang belum menikah, atau mereka yang duduk di bangku SMP hingga Kuliah.

“Adapun tiga masalah remaja yang saat ini berusaha diselesaikan oleh BKKBN melalui forum GenRe yakni tingginya pernikahan dini, pergaulan atau seks bebas dan penggunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (Napza),” ungkapnya.

Ia yakin, jika remaja mendapatkan seks education maka mereka tidak akan melakukan free sex, karena bisa berakibat fatal. Salah satunya, bisa terkena Human Papilloma Virus (HPV), yang mana dalam kurun waktu tujuh hingga 20 tahun menurutnya berpotensi terjadi kanker serviks atau kanker mulut rahim jika pada perempuan.

“Saat saya menjadi Bupati Kulonprogo, pendidikan seks sudah saya masukan ke mata pelajaran Penjaskes. Bisa dilihat bagaimana dispensasi nikah disana dan jumlah kehamilan atau kelahiran pada remaja rendah. Ini bisa dijadikan contoh untuk daerah lain,” pungkasnya.

Sebelumnya,di Ponorogo Jatim dilaporkan ada ratusan anak yang hamil. Hamilnya anak-anak tersebut, diindikasikan kurangnya pemahaman tentang seks.

Terkait hal tersebut, Maria Ernawati Kepala BKKBN Jatim meminta agar para remaja merencanakan hidupnya sebaik dan setinggi mungkin, untuk mencegah pernikahan anak.

“Remaja itu sendiri cobalah untuk merencanakan segala kehidupan seperti pendidikan setinggi mungkin, kapan harus berkeluarga, karier yang tinggi, punya anak berapa, kapan harus berhenti punya anak. Semua itu harus ada planning pada dirinya,” ujar Maria saat mengudara di Radio Suara Surabaya, Rabu (18/1/2023). (ris/bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
26o
Kurs