Jumat, 29 Maret 2024

Kampanyekan Hemat Energi, Earth Hour Surabaya Akan Matikan Lampu Selama 60 Menit

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Logo earth Hour '60+' di tengah kerumunan ratusan warga Surabaya terlihat dari atas gedung Grand City Convex, Sabtu (29/3/2014). Foto: Dok. suarasurabaya.net

Komunitas Earth Hour Surabaya akan memperingati Earth Hour dengan mematikan lampu dan alat elektronik selama 60 menit, di Taman Prestasi Ketabang Genteng Surabaya, pada Sabtu (25/3/2023) mendatang.

Putri Isabella Sekretaris Earth Hour Surabaya menyatakan, aksi untuk bumi tersebut berawal dari World Wide Fund for Nature (WWF) Sydney yang menginisiasi untuk mematikan listrik selama 60 menit pada tahun 2007.

“Jadi pertama ada 2,2 juta orang ingin menunjukkan gerakan, meskipun sekecil apapun tetapi bisa berdampak besar,” ucapnya saat press conference Switch Off 2023 di Surabaya, pada Selasa (21/3/2023).

Seiring berjalannya waktu, kata dia, gerakan tersebut mulai diikuti di berbagai negara. Tercatat setahun setelahnya, terdapat 35 negara yang turut menyuarakan kepedulian tehadap bumi melalui aksi tersebut.

“Kemudian pada tahun 2011, gerakan ini masuk ke Indonesia, pertama di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Jadi gerakan di Surabaya dimulai pada tahun 2011, setiap tahun selalu ada dan berganti tagline-nya,” ungkapnya.

Pemaparan untuk aksi Earth Hour dengan mematikan lampu dan alat elektronik selama 60 menit di Surabaya, pada Selasa (21/3/2023). Foto: Risky suarasurabaya.net

Sementara itu, Aulia Firdaus Brilianti Duta Earth Hour Surabaya menyatakan, kampanye untuk kesehatan bumi merupakan hal yang penting apapun bentuknya. Karena menurutnya, upaya itu dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan.

“Sehingga bisa menggerakkan hati untuk melakukan aksi nyata dan mencegah adanya pemanasan global atau krisis iklim,” ucap wanita yang juga sebagai news presenter tersebut.

Menurutnya, cara yang tepat untuk mengajak masyarakat agar dapat bersama-sama mewujudkan lingkungan yang sehat adalah dengan memberikan contoh.

“Jadi bukan hanya model, tetapi sekaligus menjadi role model,” ucapnya.

Sedangkan Arya Satya Rajanagara Duta Earth Hour Surabaya yang juga dokter di Puskesmas Baureno Bojonegoro menambahkan, bahwa saat ini keadaan bumi dalam keadaan yang tidak baik.

Apalagi menurutnya, selain permasalahan energi, problematika lingkungan lain seperti banyaknya sampah yang mencemari laut juga masih berlangsung.

Oleh karena itu, ia menekankan agar kepedulian lingkungan tidak hanya dilakukan sekali dua kali, melainkan harus dilakukan secara berlanjut.

“Dengan upaya kecil seperti tidak memakai alat lampu dan elektronik ketika tidak dipakai, tidak membuang sampah sembarangan, mencegah pencemaran air atau limbah kimia dan lian sebagainya,” ungkapnya.

Sebagai diketahui, kegiatan peringatan Earth Hour dengan mematikan lampu dan lampu dan alat elektronik itu bukan hanya dilakukan di satu tempat, melainkan juga akan diadakan di tempat lain di seluruh dunia. Tercatat, di tahun sebelumnya telah diikuti oleh sebanyak 190 negara.(ris/dfn/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
28o
Kurs