Minggu, 28 April 2024

Kapal Selam Pertama Buatan Indonesia Ikuti Passing Exercise bersama Australia

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
KRI Alugoro-405 kapal selam pertama buatan Indonesia hasil kolaborasi PT PAL Indonesia dengan mitra strategis asal Korea Selatan. Foto. PT. PAL Indonesia

KRI Alugoro-405 kapal selam pertama buatan Indonesia, hasil kolaborasi PT PAL Indonesia dengan mitra strategis asal Korea Selatan menjadi salah satu alutsista strategis TNI Angkatan Laut (AL) di bawah komando Satuan Kapal Selam Koarmada II, yang mengikuti Passing Exercise (Passex) bersama Australia.

Edi Rianto Sekretaris PT PAL Indonesia mengatakan, Passex merupakan latihan yang dilaksanakan oleh TNI AL untuk menyambut dan mengantarkan kapal perang asing, yang akan masuk ataupun meninggalkan perairan Indonesia

“Tujuan dari dilakukannya kegiatan ini juga untuk menjalin kerja sama dan mempererat hubungan diplomasi di antara kedua negara,” ucapnya, Rabu (6/9/2023).

Selain itu, kata dia, juga sebagai upaya mengasah kemampuan dan profesionalisme dalam menjalankan tugas menjaga perairan Indonesia. Serta mengawasi dan mengamankan kehadiran kapal selam Australia HMAS Waller-75, yang melewati perairan Utara Bali menuju Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II.

Ia mengatakan bahwa KRI Alugoro-405 merupakan kapal selam Diesel Electric, dan menjadi kapal selam pertama karya anak bangsa Indonesia. Spesifikasinya memiliki panjang 61,3 meter dan berkecepatan 21 knot, yang mampu berlayar dengan kemampuan jelajah lebih dari 50 hari.

“Selain itu, KRI Alugoro-405 yang dibangun dengan metode joint section memiliki prestasi zero defect pada proses pembangunannya,” ujarnya.

Menurutnya, keberhasilan dalam membangun KRI Alugoro-405 merupakan tonggak sejarah pertahanan Indonesia yang menjadikan Indonesia sebagai negara di ASEAN yang mampu membuat serta melakukan overhaul atau pemeriksaan kapal selam.

Disamping itu, ia mengatakan bahwa salah satu upaya pemerintah juga yakni dukungan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diberikan kepada PAL guna melengkapi infrastruktur fasilitas produksi untuk pembangunan dan maintenance, repair, dan overhaul (MRO) kapal salam

“Hal ini merupakan bentuk dukungan pemerintah dalam mewujudkan penguasaan teknologi serta kemandirian industri pertahanan nasional. Adapun upaya pemerintah dalam memberikan PMN tentunya memiliki nilai strategis, yakni meminimalisir ketergantungan terhadap industri alutsista luar negeri,” ujarnya.

Ia berharap, pembangunan serta perawatan kapal selam dapat dilakukan di dalam negeri, sehingga ke depan dapat terwujud cita-cita membangun kapal selam secara mandiri. (ris/bil)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Minggu, 28 April 2024
29o
Kurs