Jumat, 26 April 2024

Kasus Pembunuhan Anak Mendesak Isu Kesehatan Mental Bagi Orang Tua Jadi Prioritas

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Ilustrasi.

Save the Children Indonesia menyoroti isu kesehatan mental orang tua dalam kasus-kasus pembunuhan yang satu minggu terakhir ini diberitakan.

Dalam kasus-kasus tersebut, orang tua merupakan pelaku kejahatan padahal seharusnya mereka menjadi orang terdekat yang melindungi dan paling dipercaya oleh anak. Tak jarang salah satu alasan utama pembunuhan karena faktor kemiskinan, ketidaksanggupan memberikan pengasuhan, dan paling buruk adalah anggapan orang tua bahwa membunuh untuk menyelamatkan anak.

“Kasus pembunuhan anak yang belakangan terjadi menunjukkan betapa pentingnya semua pihak memberi perhatian pada isu kesehatan mental orang tua. Kondisi kesehatan mental pada orang tua dapat berdampak besar pada anak-anak yang diasuhnya, dan memengaruhi perilaku serta kesejahteraan mereka. Oleh karena itu, Save the Children Indonesia mendesak pemerintah untuk memprioritaskan isu kesehatan mental orang tua dalam berbagai bentuk kegiatan secara nyata dan meningkatkan akses, maupun kualitas layanan kesehatan mental bagi masyarakat, khususnya orang tua,” tegas Troy Pantouw Chief of Advocacy, Campaign, Communication & Media Save the Children Indonesia dalam keterangan resminya pada suarasurabaya.net, Sabtu (6/5/2023)

Beberapa studi terkait kekerasan pada anak dan kesehatan mental membuktikan bahwa orang tua yang semasa kecilnya mengalami kekerasan dalam pengasuhan, memiliki potensi untuk melakukan pengulangan pola yang sama pada anaknya. Bahkan anak berpotensi memiliki gangguan kesehatan mental saat ia dewasa, terutama ketika tidak pernah mendapatkan bantuan layanan professional.

Data World Health Organization 2021 menjelaskan, 10-20 persen anak dan remaja di seluruh dunia mengalami kondisi permasalahan terkait kesehatan mental, 50 persen di antaranya dimulai sejak usia 14 tahun dan 75 persen dimulai pada usia pertengahan 20-an.

Selain itu, satu dari empat anak saat ini tinggal bersama orang tua yang memiliki kondisi mental yang serius. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya layanan MHPSS (Mental Health and Psychosocial Support / Kesehatan Mental dan Dukungan Psikososial) bagi orang tua dapat berdampak serius pada perlindungan, kesehatan, dan kesejahteraan anak.

Kondisi psikologis orang tua yang rentan juga dapat meningkatkan risiko kekerasan antar pasangan, kekerasan terhadap anak, dan kurangnya kemampuan orang tua dalam mendidik anak. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah dalam meningkatkan layanan

Kesehatan mental dan dukungan psikososial untuk orang tua guna mencegah terjadinya kasus kekerasan dan memastikan kesejahteraan anak.

Selain itu, Save the Children Indonesia juga meminta masyarakat untuk menghentikan stigma dan persepsi terhadap masalah kesehatan mental.

Kesehatan mental bukanlah hal yang tabu dan diabaikan, justru perlu dicarikan bantuan dan didukung agar mengalami pemulihan. Sehingga bagi orang tua yang mengalaminya akan merasa lebih nyaman dan terbuka untuk mencari serta menerima bantuan dalam mengatasi isu kesehatan mental mereka dari para ahli.(dfn/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
28o
Kurs