Senin, 29 April 2024

Khofifah Mendorong Upaya Mitigasi Bencana Kekeringan Akibat El Nino

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim waktu meninjau salah satu lokasi terdampak bencana. Foto: Humas Pemprov Jatim

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur mengatakan Indonesia tahun ini diprediksi dilanda El Nino atau fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal.

Fenomena El Nino tahun ini kemungkinan terjadi dengan intensitas rendah. Meski begitu, Khofifah mendorong adanya upaya mitigasi bencana kekeringan akibat dampak El Nino.

“Potensi El-Nino yang akan melanda Indonesia perlu kita waspadai bersama. Selain memicu kekeringan, minimnya curah hujan yang terjadi juga akan meningkatkan jumlah titik api, sehingga rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan,” jelas Khofifah, Kamis (27/4/2023).

Pernyataan tersebut disampaikan Khofifah usai menghadiri Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Bencana Kekeringan dan Kebakaran Hutan Lahan, Rabu (26/4/2023) bersama Luhut Binsar Pandjaitan Menko Marves RI.

Dalam rakor tersebut, Luhut mengungkap potensi kekeringan pada beberapa wilayah Indonesia perlu dimitigasi karena akan berdampak terhadap ketersediaan air untuk pertanian, PLTA, wisata, dan dampak ekonomi. EI Nino kuat pada tahun 2015 yang mengakibatkan kekeringan tanaman padi seluas 597 ribu hektare.

Oleh karena itu, Khofifah menegaskan perlu adanya langkah-langkah strategis dalam mengantisipasi bencana kekeringan, terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

“Antisipasi dilakukan secara bersama-sama dan komprehensif. Jangan cuma sesaat,” kata Khofifah.

Sementara itu Gatot Soebroto Kepala Pelaksana BPBD Jatim mengaku pihaknya bakal segera melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota untuk melakukan berbagai mitigasi berdasarakan arahan Luhut.

Antara lain membuka posko kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), melakukan komunikasi dengan instansi terkait seperti TNI, POLRI, Perhutani dan Dinas Kehutanan serta relawan pecinta lingkungan.

Kemudian pihak Pemprov juga menyiapkan SK Siaga Darurat Karhutla guna mengantisipasi apabila akan dilakukan Teknologi Modifikasi Cuaca.

“Dan berkoordinasi dengan pihak PU Pengairan serta Dinas Pertanian guna menjaga debit air di bendungan yang dimanfaatkan untuk pengairan persawahan,” ujar Gatot.(wld/dfn/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
30o
Kurs