Kamis, 2 Mei 2024

Luhut Minta Semua Pihak Bersiap Hadapi El Nino Agustus Mendatang

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Suhu permukaan Samudera Pasifik. El Nino biasanya ditandai pemanasan suhu yang tidak biasa dan La Nina oleh temperatur dingin tidak biasa di ekuator Pasifik. Foto: NOAA

Luhut Binsar Pandjaitan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi meminta semua pihak, termasuk kementerian/lembaga dan pemerintah daerah, untuk bersiap melakukan upaya mitigasi menghadapi El Nino yang diprediksi akan terjadi pada Agustus mendatang.

Luhut menyebut berdasarkan pengalaman tahun 2015 yang terjadi di Indonesia, El Nino berpotensi menyebabkan dampak kekeringan yang luas, kebakaran hutan dan lahan yang berdampak pada turunnya produksi pertanian dan pertambangan hingga kontribusinya terhadap inflasi.

“Saya meminta seluruh K/L terkait juga pemerintah daerah untuk mulai bersiap sejak dini, memperhitungkan segala langkah yang mesti ditempuh agar pengalaman buruk delapan tahun lalu tidak terulang kembali. Setidaknya sejak saat ini kami menyiapkan teknologi modifikasi cuaca sebagai senjata menghadapi El Nino,” katanya dalam unggahan di akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan yang dikutip Antara, Rabu (26/4/2023).

Luhut mengungkapkan suhu di beberapa daerah belakangan terasa begitu tinggi.

Sekjen Organisasi Meteorologi Dunia menyatakan bahwa fenomena La Nina yang telah terjadi selama tiga tahun berturut-turut dan membawa cuaca lebih basah akhirnya telah berakhir.

Sebagai gantinya, El Nino akan membawa suhu menjadi tinggi sehingga membuat cuaca menjadi lebih kering.

Berdasarkan data yang dihimpun, suhu laut juga telah mencapai rekor tertingginya setelah terakhir terjadi pada tahun 2016. Belum lagi gelombang panas yang mendorong rekor suhu tertinggi di Asia akhir-akhir ini.

“Dari pemodelan cuaca yang kami dapatkan El Nino diprediksi akan terjadi pada Agustus 2023 meski ketidakpastian tingkat keparahan El Nino masih sangat tinggi,” ungkapnya.

Luhut pun menyebut dampak luas El Nino terhadap inflasi Indonesia karena besarnya kontribusi inflasi pangan terhadap inflasi keseluruhan. Hal ini terjadi karena diperkirakan 41 persen lahan padi mengalami kekeringan ekstrim di tahun tersebut.

Data World Food Programme bahkan menyebut bahwa 3 dari 5 rumah tangga kehilangan pendapatan akibat kekeringan, dan 1 dari 5 rumah tangga harus mengurangi pengeluaran untuk makanan akibat kekeringan.

“Untuk itu, kami akan bersiap dalam kondisi yang paling ekstrem sekalipun,” kata Luhut.

Anung Suprayitno Kepala Stasiun Klimatologi Jatim menyebut, di tahun 2023 ada potensi fenomena El Nino yang menyebabkan musim kemarau di Jatim akan sedikit di atas normal level kekeringannya baik dari cuaca panas mau pun kelembapan udara.

Anung turut menyebut musim kemarau tahun ini akan lebih panjang dibanding musim hujan.

“Artinya 2023 ketika masuk musim kemarau hingga berakhir, berpeluang kemarau jadi lebih panjang, dan sifat hujannya lebih kering. Artinya akan dijumpai sedikit hujan di tahun 2023,” tutur Anung, Jumat (17/3/2023).

Pihaknya meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem khususnya hujan lebat yang kadangkala disertai angin kencang, puting beliung dan petir pada masa peralihan hingga awal musim kemarau 2023 yang berpotensi menimbulkan dampak merugikan di masyarakat.(ant/dfn/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
31o
Kurs