Jumat, 1 November 2024

KPI Minta TV dan Radio Tidak Beri Ruang untuk Pelaku KDRT

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Aliyah Budianto Anggota KPI Pusat bidang Pengawasan Isi Siaran. Foto: Antara

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengimbau agar lembaga penyiaran yaitu stasiun-stasiun TV dan radio, tidak memberikan ruang bagi para pelaku Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) untuk tampil di ruang publik.

Aliyah Budianto Anggota KPI Pusat bidang Pengawasan Isi Siaran berharap TV dan radio dapat menjaga komitmen untuk memberikan perlindungan kepada perempuan dan anak di medium penyiaran.

“Di program apapun itu, lembaga penyiaran jangan sampai memberikan ruang kepada pelaku kekerasan terhadap perempuan dan anak,” ujarnya dilansir Antara pada Sabtu (22/7/2023).

Berkaca pada data Komisi Nasional (Komnas) Perempuan yang dirilis Maret 2023, terdapat 4.371 laporan kasus kekerasan yang diterima lembaga tersebut, menunjukkan hasil kekerasan terhadap istri mencapai 30 persen dari total laporan itu.

Aliyah mengatakan, sayangnya masih ditemukan beberapa lembaga penyiaran khususnya televisi yang masih mengizinkan dan memberikan ruang untuk figur publik yang melakukan KDRT tampil kembali di layar kaca.

“Kerap kali ditemukan di siaran TV tapi tidak menutup kemungkinan terjadi juga di radio,” ujarnya.

Menurutnya, apabila kemunculan figur publik yang diketahui memiliki rekam jejak sebagai pelaku kekerasan ditayangkan kepada publik, besar kemungkinan membuat para penyintas dan korban KDRT akan kehilangan semangat dan urung untuk memperjuangkan hak-haknya.

Ia berharap agar hal itu tidak berkelanjutan, lembaga penyiaran bisa lebih bijak dan menayangkan konten edukasi mengenai kesetaraan gender, sehingga nantinya kasus KDRT bisa berkurang atau bahkan tidak lagi terjadi di masyarakat.

Di samping itu, KPI pun berkomitmen untuk berkolaborasi dengan lembaga terkait termasuk Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) agar dapat lebih sering memunculkan konten-konten ramah anak dan perempuan di medium penyiaran.

“Kami berharap televisi dan radio menjadi ruang yang ramah bagi perempuan dan anak, termasuk juga bagi perempuan di luar sana yang masih mendapatkan kekerasan dan ketidakadilan,” pungkasnya. (ant/fra/saf/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Jumat, 1 November 2024
27o
Kurs