Selasa, 30 April 2024

Menulis Novel Tentang Diri Sendiri Dijadikan Tugas Akhir Murid SMA Khadijah

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
M Shodiqin Guru Bahasa Indonesia SMA Khadijah (tengah), bersama siswa kelas XII usai pengumpulan buku novel sebagai tugas akhir mata pelajaran Bahasa Indonesia. Foto: Istimewa

Siswa SMA Khadijah Surabaya ditugaskan untuk membuat novel tentang diri sendiri sebagai tugas akhir Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

Pengerjaan novel dimulai sejak siswa memasuki semester awal di kelas XII, ada 23 bab yang harus diselesaikan para murid.

Keterangan resmi SMA Khadijah Surabaya pada suarasurabaya.net, Kamis (15/2/2023), siswa diwajibkan membuat novel tentang diri sendiri mulai dari setelah lahir hingga menempuh pendidikan di sekolah SMA Khodijah Surabaya. Bahkan, siswa juga harus menulis tentang dirinya ketika 40 tahun mendatang.

M Shodiqin Guru Mapel Bahasa Indonesia mengatakan, proyek novel tersebut merupakan salah satu usaha bagaimana pelajaran Bahasa Indonesia dapat menghasilkan produk tulisan serta mengakrabkan siswa dengan budaya tulis.

Setiap minggu, Shodiqin memberikan materi per bab, mengenai apa yang harus ditulis dan dilakukan para siswa.

“Siswa lebih banyak mengerjakannya di luar jam pelajaran. Tiap minggu (selama tidak ada ujian) saya luncurkan tema tiap bab. Setiap kelas terlebih dulu saya kumpulkan di grup line kelas,” ujarnya.

Menurutnya, memotivasi para murid untuk menulis memang agak sulit. Tetapi ia memiliki filosofi yang ia kampanyekan pada para murid.

“Itu saya ulangi tiap pelajaran Bahasa Indonesia. Hanya dengan memulai menulis, sebuah tulisan akan rampung. Tentang bagus tidaknya itu urusan selanjutnya,” tukasnya.

Ketika tugas akhir telah rampung, Shodiqin tidak menduga bahwa karya anak muridnya sangat menakjubkan, unik dan tidak terduga.

Tara Aulia salah satu siswa kelas XII, MIPA 4, mengaku senang bisa menghasilkan sebuah novel selama sekolah di SMA Khadijah Surabaya. Walau dia mengaku ‘keteteran’ namun, novel ini bisa selesai tepat waktu.

“Sampai tidurnya larut malam menyelesaikan menulis karena mepet deadline. Tapi akhirnya selesai juga. Seru juga, jadi tertantang membuat novel lagi, ternyata tidak sulit,” ungkapnya.

Untuk novel ini, siswa hanya diwajibkan mencetaknya dua eksemplar, satu untuk sekolah dan satu untuk diri sendiri. Dijamin isi dari novel ini rahasia dan hanya siswa dan guru yang mengetahuinya.(abd/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 30 April 2024
29o
Kurs