Senin, 13 Mei 2024

Pidato di R20 ISORA, Jokowi Presiden Tegaskan Tragedi Kemanusiaan di Palestina Tidak Bisa Ditoleransi

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Joko Widodo Presiden RI didampingi Retno Marsudi Menlu RI dan Yahya Cholil Staquf Ketua Umum PBNU saat membuka acara International Summit Of Religious Authorities di Jakarta, Senin (27/11/2023). Foto : Faiz Fadjarudin suarasurabaya.net

Joko Widodo (Jokowi) Presiden menghadiri pembukaan Religion of Twenty (R20) International Summit Of Religious Authorities (ISORA) di Jakarta, hari ini, Senin (27/11/2023).

Jokowi mengucapkan selamat datang dan menyampaikan terima kasihnya kepada tokoh-tokoh agama berbagai negara yang hadir dalam pertemuan ini.

Jokowi menilai para tokoh agama yang hadir terbukti aktif bersama-sama dengan Indonesia berupaya memperkokoh perdamaian dunia dan menjembatani perbedaan-perbedaan.

Dalam pidato pembukaan pertemuan tersebut, Jokowi langsung menyinggung tragedi kemanusiaan di Palestina. Dia menilai pembantaian terhadap warga sipil di Palestina, tidak bisa ditoleransi.

“Karena sungguh tidak masuk di nalar. Sungguh tidak masuk di dalam nurani kita di dunia yang super modern sekarang ini masih terjadi perang dan pembantaian secara terang-terangan yang merenggut warga sipil, yang merenggut perempuan dan anak-anak. Tragedi kemanusiaan di Palestina tidak bisa ditolerir sedikit pun,” tegas Jokowi dalam pidatonya di pembukaan ISORA di hotel Park Hyatt, Jakarta Pusat, Senin (27/11/2023).

“Gencatan senjata harus segera dilakukan, bantuan kemanusiaan harus dipercepat dan perundingan damai harus segera dimulai. Indonesia meyakini bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan hal tersebut tegas dinyatakan dalam konstitusi Indonesia,” imbuhnya.

Menurut Presiden, Indonesia juga memiliki pengalaman panjang dalam merajut keberagaman dalam menjembatani perbedaan-perbedaan dan dalam mempersatukan kemajemukan.

Kata Jokowi, saat ini penduduk Indonesia hampir mencapai 280 juta yang terdiri dari 714 suku dengan lebih dari 1300 bahasa lokal atau bahasa daerah, memeluk agama yang berbeda-beda dan hidup di 17.000 pulau.

“Bukan hal yang mudah untuk mempersatukannya, tapi kita bisa dan kita bersyukur bahwa Indonesia mampu mengikis ego kesukuan, mampu mengikis ego keagamaan, mampu mengikis ego kedaerahan, sehingga mampu mewujudkan bhinneka tunggal Ika, unity in diversity,” jelasnya.

Kata Jokowi, hal tersebut tidak akan mampu diwujudkan jika tidak didukung oleh ajaran-ajaran agama, tidak didukung oleh para pemimpin agama yang mengajarkan cinta tanah air adalah bagian dari iman. Toleransi terhadap perbedaan-perbedaan adalah bagian dari iman dan menjaga persatuan juga bagian dari iman.

Menurut Jokowi, Indonesia meyakini peran tokoh-tokoh agama dan masyarakat sangat penting dalam menciptakan perdamaian, menciptakan kerukunan dan kebersamaan baik di dalam suatu negara di dalam kawasan maupun dunia.

“Oleh sebab itu saya sangat menghargai dan sangat mengapresiasi diselenggarakannya forum ini. Marilah kita jadikan dialog lintas agama lintas bangsa untuk menjembatani perbedaan dan menghentikan segala bentuk pertikaian-pertikaian sehingga dunia yang damai, dunia yang rukun, dunia yang sejahtera mampu kita wujudkan bersama,” pungkas Jokowi. (faz/ham)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Senin, 13 Mei 2024
30o
Kurs