Sabtu, 18 Mei 2024

Ratusan Kapal Nelayan Terjebak dan Kandas di Alur Pelabuhan Air Katung Bangka

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Kapal nelayan Sungailiat Bangka kandas di alur Pelabuhan Air Katung akibat pendangkalan di Pelabuhan Air Katung, Senin (9/10/2023). Foto: Humas Pelabuhan Air Katung Kapal nelayan Sungailiat Bangka kandas di alur Pelabuhan Air Katung akibat pendangkalan di Pelabuhan Air Katung, Senin (9/10/2023). Foto: Humas Pelabuhan Air Katung

Ratusan kapal nelayan kandas dan terjebak di alur Pelabuhan Air Katung Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, karena mengalami pendangkalan dan penyempitan.

“Kami meminta perusahaan yang mendapat Surat Perintah Kerja (SPK) dari Pemprov Kepulauan Babel untuk segera mengeruk alur dan muara pelabuhan ini,” ucap Edo Meirdiano Kepala Lingkungan (Kaling) Pelabuhan Air Kantung di Pangkal Pinang, Senin (9/10/2023).

Dilansir dari Antara, ia mengatakan, persoalan pendangkalan alur Pelabuhan Air Katung merupakan pelabuhan utama di Sungai Liat Bangka sebagai tempat bersandar dan ke luar masuk ratusan kapal nelayan, kapal pengangkut sembako, serta kapal patroli pemerintah.

Pemprov Kepulauan Babel telah mengeluarkan SPK kepada perusahaan untuk segera melakukan pengerukan alur dan muara pelabuhan tersebut, imbuhnya.

“Hingga saat ini SPK itu belum terlaksana dan bagi perusahaan yang telah memiliki SPK tersebut segera melaksanakan pekerjaannya, agar lalu lintas kapal di pelabuhan ini kembali lancar,” ujarnya.

Menurutnya, saat ini kondisi pelabuhan semakin dangkal dan menyempit, sehingga kapal berkapasitas di atas 5 gross tonnage tidak bisa lagi melewati muara akibat pendangkalan.

“Jangan sampai karena alasan politik kepentingan, pendangkalan alur muara ini semakin berlarut-larut,” tuturnya.

Andi salah seorang nelayan Bangka mengatakan, saat ini ada sekitar 150 kapal nelayan yang kandas atau terjebak di alur pelabuhan, karena alur muara dipenuhi sedimentasi yang menggunung hingga belasan meter.

“Kami berharap alur muara ini segera dikeruk agar nelayan bisa keluar masuk dengan mudah. Saat ini terjadi penyempitan dan pendangkalan,” ujarnya.

Ia menyatakan pendangkalan semakin parah dengan kedalaman hanya sekitar 1 meter. Sementara lebar alur muara hanya tersisa 5 meter, sehingga kapal nelayan sering mengalami kerusakan bahkan terpaksa harus dikandaskan sembari menunggu pasang air laut.

“Kalau dibiarkan ini berlarut-larut, perekonomian nelayan tidak akan bergerak. Hanya utang yang akan tumbuh. Hasil tangkapan belum tentu dapat, kapal justru berisiko rusak,” tuturnya. (ant/ath/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya
Surabaya
Sabtu, 18 Mei 2024
30o
Kurs