Kamis, 2 Mei 2024

Stafsus Wapres Apresiasi Keberhasilan Pemprov Jawa Timur Menekan Angka Kemiskinan

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Gatot Prio Utomo Stafsus Wapres (kemeja hijau tua) meluncurkan Komunitas Melek APBN Chapter Surabaya. Foto: istimewa

Upaya mengentaskan kemiskinan ekstrem terus berjalan dengan baik seiring penguatan reformasi birokrasi baik di pemerintahan pusat maupun daerah. Ibarat dua sisi mata uang, reformasi birokrasi menjadi kunci penting upaya-upaya pengentasan kemiskinan.

“Untuk mencapai target kemiskinan ekstrem nol persen pada tahun 2024, pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus bersama-sama memastikan reformasi birokrasi berjalan dengan baik. Sebab reformasi birokrasi merupakan kunci penting pengentasan kemiskinan ekstrim di Indonesia,” ujar Gatot Prio Utomo Staf Khusus Wakil Presiden, di Jakarta, Senin (2/10/2023).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tren angka kemiskinan ekstrem mengalami penurunan. Tahun 2022, angka kemiskinan ekstrem 2,04 persen dan pada September 2023 turun menjadi 1,74 persen.

Keberhasilan penurunan angka kemiskinan ekstrem itu tidak lepas dari peran penting reformasi birokrasi di segala bidang.

Upaya lain yang tak kalah strategis adalah peran serta masyarakat. Akhir pekan lalu misalnya, Gatot menggandeng sebuah wadah masyarakat yang fokus memperhatikan kinerja pemerintahan melalui Program Melek APBN.

Bersama founder Melek APBN, Akbar N. Dachlan, dan Kabid Bappeda Jatim Kukuh Tri S, Stafsus Wapres meluncurkan Komunitas Melek APBN Chapter Surabaya. Acara itu membahas peran penting APBD dalam mengentaskan kemiskinan ekstrem di Jawa Timur.

“Perlu peran serta aktif civil society, termasuk komunitas Melek APBN, untuk memastikan setiap rupiah yang dikeluarkan membuat Indonesia semakin dekat kepada tujuan bernegara yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa,” katanya.

Menurut Gatot, APBN dan APBD merupakan instrumen vital untuk mencapai tujuan bernegara. Pengawalan harus dilakukan pada keseluruhan siklus APBN, mulai dari perencanaan, pelaksanaan maupun monev dan pertanggung jawaban.

Dalam pengentasan kemiskinan di Jawa Timur, perlu dipastikan Reformasi Birokrasi Tematik Pengentasan Kemiskinan telah berjalan dan memberikan dampak kepada turunnya angka kemiskinan.

Dia melanjutkan, reformasi birokrasi dapat memastikan bahwa cukup tersedia sumber daya untuk pelaksanaan program, SDM yang kompeten, proses bisnis yang efektif dan dipahami semua pemangku kepentingan, regulasi yang baik, serta teknologi pendukung yang tepat guna.

“Tanpa reformasi birokrasi yang baik dapat dipastikan program pembangunan sulit tersampaikan dengan sempurna,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gatot mengapresiasi upaya Pemprov Jawa Timur yang sukses menurunkann persentase angka kemiskinan. Akan tetapi dari sisi jumlah, besar populasi penduduk miskin Jawa Timur masih tertinggi di Indonesia.

“Perlu upaya yang lebih keras dan kolaborasi lintas OPD untuk mencapai target kemiskinan ekstrem nol persen tahun 2024,” tandas Gatot.(rid/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
31o
Kurs