Kamis, 2 Mei 2024

Tujuh Pahlawan Kemerdekaan RI yang Jarang Dikenal: Mendur Bersaudara Sampai BM Diah

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Frans S. Mendur. Foto: Kemdikbud

Bangsa Indonesia mengumumkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Soekarno didampingi Mohammad Hatta membacakan proklamasi kemerdekaan di sebuah rumah di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta Pusat.

Kemerdekaan yang sangat dapat dinikmati rakyat Indonesia sampai saat ini, 78 tahun, terwujud dengan andil banyak pahlawan. Selain dua nama besar presiden dan wakil presiden pertama, berikut tujuh pahlawan yang jarang dikenal:

1. B.M. Diah

B.M. Diah. Foto: Kemdikbud

Usai Soekarno mengumandangkan proklamasi kemerdekaan RI, Burhanuddin Mohammad Diah seorang wartawan beserta rekan-rekannya menggaungkan berita ke seluruh penjuru Tanah Air bahwa Indonesia telah merdeka. Tentu saja penyebarannya tidak mudah, karena pihak Jepang yang masih di Indonesia berusaha untuk menutup kantor berita tempat B.M. Diah bekerja. Berita tersebut disebarkan menggunakan pamflet dan surat kabar.

2. Soekarni

Soekarni Kartodiwirjo. Foto: Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia

Soekarni Kartodiwirjo adalah Ketua Pengurus Besar Indonesia Muda yang berhasil kabur dari penggerebekan oleh Belanda pada 1936 akibat dicurigai sebagai anak muda militan. Setelah kejadian tersebut, Soekarni ikut terlibat dalam penculikan Soekarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok.

Saat akan menandatangani naskah kemerdekaan, Soekarni mengusulkan bahwa naskah tersebut sebaiknya ditandatangani oleh Soekarno dan Moh. Hatta saja selaku perwakilan Republik Indonesia.

3. Laksamana Muda Tadashi Maeda

Laksamana Muda Tadashi Maeda. Foto: Wikipedia

Laksamana Muda Tadashi Maeda adalah Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat Jepang. Menjelang proklamasi kemerdekaan, Laksamana Maeda menyediakan tempat bagi para pemimpin Indonesia untuk merumuskan teks proklamasi di rumahnya. Selain menyediakan tempat, dia juga menawarkan perlindungan bagi para pemimpin tersebut.

4. Surastri Karma Trimurti

S.K. Trimurti. Foto: Wikipedia

Perjuangan kemerdekaan tentunya tidak lepas dari kontribusi tokoh perempuan. Surastri Karma Trimurti merupakan istri dari Sayuti Melik yang kemudian dipenjara karena menyebarkan pamflet anti-penjajahan Belanda. Meskipun sudah menggunakan nama samaran, pihak kolonial Belanda tetap mengenali beliau dan akhirnya dipenjarakan pada tahun 1939 sampai 1943.

5. Frans Kaisiepo

Frans Kaisiepo. Foto: Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia

Frans Kaisiepo memimpin rakyat Biak melawan pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1948. Di tahun yang sama, dia menolak untuk menjadi ketua delegasi Nederlands New Guinea ke KMB di negeri Belanda. Frans juga berkontribusi dalam menyatukan Irian Jaya dengan Republik Indonesia dengan memenangkan PEPERA pada tahun 1969.

6. Haji Oemar Said Tjokroaminoto

H.O.S. Tjokroaminoto. Foto: Kemdikbud

Dijuluki Raja Jawa tanpa mahkota, H.O.S. Tjokroaminoto adalah pendiri Serikat Dagang Islam (SDI) yang kemudian menjadi Serikat Islam (SI). Pada tahun 25 Nobember 1918, Beliau bersama Abdul Muis mengecam tindakan Pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu. Tindakan tersebut membuat beliau kemudian ditangkap dan dianggap menghasut suatu pemberontakan pada tahun 1920.

7. Mendur Bersaudara

Frans S. Mendur. Foto: Kemdikbud

Selain naskah proklamasi, Frans dan Alex Mendur adalah fotografer yang mengabadikan momen kemerdekaan melalui lensa kamera. Saat proklamasi tengah dikumandangkan, Frans memegang kamera Leica dan satu rol film yang ia pinjam dari kantor Djawa Shinbun Sha dan memotret momen itu sebanyak tiga kali. Saudaranya, Alex Mendur, juga ikut memotret hingga akhirnya ketahuan oleh pihak Jepang.

Frans mengaku dan menyerahkan rol film tersebut kepada pihak Jepang, sedangkan Alex dengan cerdik mengubur hasil fotonya agar tidak disita pihak Jepang. Usai situasi menjadi lebih kondusif, Alex menggali hasil foto tersebut, dan mencetaknya diam-diam di kamar gelap Kantor Berita Domei. (bnt/iss/ipg)

 

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
30o
Kurs