Rabu, 8 Mei 2024

WHO: Tak Ada Jaminan Keamanan bagi Pengiriman Bantuan ke RS Gaza

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Truk pengangkut bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina yang dikirim oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tiba di Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis setelah memasuki Gaza melalui Rafah di perbatasan Mesir pada 23 Oktober 2023. Foto: Anadolu/Mustafa Hassona Truk pengangkut bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina yang dikirim oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tiba di Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis setelah memasuki Gaza melalui Rafah di perbatasan Mesir pada 23 Oktober 2023. Foto: Anadolu/Mustafa Hassona

Tidak ada jaminan keamanan bagi pengiriman bantuan ke sejumlah rumah sakit di Jalur Gaza bagian utara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan pada Selasa (24/10/2023).

Bantuan terbatas sudah mulai dikirimkan ke wilayah Palestina yang diblokade oleh Israel itu sejak akhir pekan lalu, tetapi Rick Brennan Direktur Kedaruratan Regional WHO untuk Mediterania Timur memperingatkan adanya “risiko yang tinggi” bagi pengirim bantuan.

“Kami tidak memiliki jaminan keamanan untuk mengirimkan bantuan ke RS Al-Shifa atau rumah sakit lain di utara,” katanya, menyebut nama rumah sakit terbesar di Jalur Gaza.

Jadi, pengiriman bantuan ke daerah tersebut saat ini tidak memungkinkan, kata Brennan.

Laporan Anadolu yang dikutip Antara menyebutkan jika pekan lalu, Israel memerintahkan warga untuk mengungsi dari Gaza utara.

Namun, memaksa lebih dari satu juta orang untuk pindah ke selatan akan menimbulkan bencana kemanusiaan, kata badan-badan bantuan internasional.

Puluhan ribu penduduk di Gaza utara, termasuk orang sakit, lansia, dan warga miskin, tidak mampu meninggalkan daerah itu.

Brennan, Tarik Jasarevic juru bicara WHO dan Tamara Alrifai juru bicara UNRWA tidak dapat memastikan apakah konvoi bantuan lain akan diizinkan masuk ke Jalur Gaza pada Selasa.

Konvoi ketiga yang terdiri dari 20 truk bantuan memasuki perlintasan Rafah dari Mesir ke Gaza pada Senin, menurut juru bicara Palestina.

PBB mengatakan wilayah yang dikepung Israel itu membutuhkan sekitar 100 truk bantuan per hari untuk memenuhi kebutuhan bantuan yang terus meningkat di sana.

Pada 7 Oktober, Israel melancarkan serangan udara tanpa henti ke Gaza sebagai balasan atas serangan Hamas ke kota-kota perbatasan Israel.

Israel juga melakukan pengepungan total terhadap 2,3 juta penduduk di wilayah itu dan menutup akses bagi pasokan makanan, bahan bakar dan pasokan medis.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan “gencatan senjata kemanusiaan segera” untuk meringankan “penderitaan besar umat manusia”.

Hampir 6.500 orang telah tewas dalam konflik tersebut, termasuk sedikitnya 5.087 warga Palestina dan lebih dari 1.400 warga Israel.(ant/iss/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Rabu, 8 Mei 2024
27o
Kurs