Jumat, 1 November 2024

BKKBN Jatim Perkuat Sinergi untuk Realisasikan Prevalensi Stunting 14 Persen pada 2024

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Pembukaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jatim di Surabaya, Rabu (3/4/2024). Foto: Risky suarasurabaya.net

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur (Jatim) menargetkan penurunan stunting di tahun 2024 berada di angka 14 persen.

Maria Ernawati Kepala BKKBN Provinsi Jatim mengatakan, untuk mewujudkan percepatan target tersebut, perlu sinergi antar berbagai pihak, mulai dari instansi terkait, akademisi, hingga masyarakat itu sendiri.

“Kita ingin membuat satu komitmen tentang bagaimana pelaksanaan program bangga kencana, pembangunan keluarga dan kependudukan keluarga berencana, serta percepatan penurunan stunting ini, harus kita selesaikan 14 persen di tahun ini. Amanahnya Perpres kan 14 persen tahun ini,” katanya dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) di Surabaya, Rabu (3/4/2024).

Upaya mewujudkan target itu, akan dilakukan dengan membentuk satya gatra, pusat pelayanan keluarga sejahtera di berbagai kecamatan dan balai penyuluh keluarga berencana.

“Pelayanannya ini ada sembilan kegiatan, mulai dari konseling hingga KB, konselingnya macem-macem, untuk keluarga dan sebagainya,” katanya.

Maria Ernawati Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jatim saat berada dalam Rakerda di Surabaya, Rabu (3/4/2024). Foto: Risky suarasurabaya.net

Dalam Rakerda program bangga kencana dan percepatan penurunan stunting di Jatim itu, juga akan dilakukan upaya memetik bonus demografi untuk mendukung Indonesia Emas 2045.

“Jadi, bonus demografi ini kalau di level provinsi sudah mau selesai. Namun, ada di 38 kabupaten yang baru akan, sedang, dan sudah akan selesai. Dan ini tentu saja, cara memetiknya dan aksinya berbeda,” bebernya.

Seluruh upaya itu, kata dia, harus dibarengi juga dengan edukasi kepada masyarakat lewat berbagai instrumen, mulai dari sektor pendidikan hingga media.

“Insyaallah, mudah-mudahan kita bisa, kalau kita bergerak bersama-sama mengharmoniskan langkah mitra-mitra bersama dalam satu tujuan,” harapnya.

Sementara itu, Erwin Astha Triyono Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jatim menyatakan dukungan atas langkah penurunan stunting dari BKKBN Jatim tersebut.

“Memberikan support yang maksimal kepada BKKBN perwakilan Jatim. Yang jelas, stunting ini adalah progam bersama menuju Indonesia emas 2045,” katanya.

Seperti diketahui, di Jatim pada tahun 2022 prevalensi stunting berada di angka 19,2 persen, sedangkan di tahun 2023 masih dalam tahap perhitungan resmi, dan di tahun 2024 ini, ditargetkan berada di angka 14 persen sesuai dengan amanah Perpres terkait stunting. (ris/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Jumat, 1 November 2024
28o
Kurs