Senin, 17 Juni 2024

Dibicarakan dalam World Water Forum ke-10, Program AKSIBRANTAS Jadi Inspirasi

Laporan oleh M. Hamim Arifin
Bagikan
Dr. Daru Setyorini Direktur Lembaga Kajian Ekologi ECOTON (kanan berjilbab) dalam sesi tematik T1E2 bertema Dealing with Water Pollution By Scientific Planning and Full Involment, Senin (20/5/2024). Foto: Istimewa

Pelibatan masyarakat, terutama perempuan dan anak, dalam pengelolaan sumber daya air menjadi sorotan dalam salah satu sesi di World Water Forum ke-10 yang diselenggarakan di Bali, Senin (20/5/2024) sore.

Dalam sesi T1E2 bertema ‘Dealing with Water Pollution By Scientific Planning and Full Involment’ itu, panelis yang memaparkan pentingnya meningkatkan kapasitas masyarakat komunitas peduli lingkungan agar mampu berpartisipasi aktif dalam pengelolaan sumber daya air.

Selain itu, diskusi itu juga menilai, masyarakat juga harus dilibatkan dalam pemulihan kualitas air dan kerusakan sungai serta mengembangkan solusi lokal yang efektif mengurangi ancaman kerusakan sungai di daerahnya.

“Perempuan dan anak adalah kelompok yang rentan terdampak polusi lingkungan namun belum mendapat akses informasi dan partisipasi dalam pengelolaan sumber daya air,” kata Dr. Daru Setyorini Direktur Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan (ECOTON) dalam keterangan yang diterima suarasurabaya.net, Jumat (24/5/2024).

Dalam AKSIBRANTAS, proyek pemulihan kualitas air Sungai Brantas yang dilakukan sejak 2018, ECOTON bekerja sama dengan lima lembaga di Belanda dan Indonesia. Salah satu tujuan proyek ini adalah meningkatkan partisipasi masyarakat di Sungai Brantas, khususnya perempuan dan anak.

“Kami memberikan pelatihan pemantauan pencemaran dan kerusakan sungai melalui program citizen science dan menjalin koordinasi dan kolaborasi untuk menjalankan aksi solusi dengan pemerintah, lembaga pendidikan dan komunitas” ujar Daru.

Hal itu diapresiasi oleh peserta dalam sesi tematik tersebut. Menurut You Jinjun dari Global Water Partnership China, program AKSIBRANTAS adalah model yang bagus serta memberikan inspirasi untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pemulihan kualitas air.

Selain Daru, panelis lain yang menyampaikan laporannya adalah Emily Kroft peneliti kualitas air danau dari Kanada dan Liu Yang direktur International Cooperation Department of Chinese Hydraulic Engineering Society.

Sekadar diketahui, program AKSIBRANTAS sudah memperkuat 15 kelompok komunitas peduli Sungai Brantas terdiri dari kelompok perempuan, mahasiswa, dan pelajar selama pelaksanaanya.

Program ini menghasilkan kolaborasi dengan pemerintah terkait pengelolaan sungai antara lain BBWS Brantas, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Dinas Pendidikan, Dinas Pariwisata, Dinas Perikanan dan Kelautan serta Dinas Kesehatan. (ham/ipg)

Berita Terkait

..
Surabaya
Senin, 17 Juni 2024
27o
Kurs