Senin, 29 April 2024

Kemendikbudristek Sebut 504 Daerah Implementasikan Merdeka Belajar ke-24

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Tangkap layar Iwan Syahril Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Kemendikbudristek dalam Sosialisasi Penguatan Implementasi Transisi PAUD ke SD 2024 di Jakarta, Selasa (30/1/2024). Foto: Antara Tangkap layar Iwan Syahril Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Kemendikbudristek dalam Sosialisasi Penguatan Implementasi Transisi PAUD ke SD 2024 di Jakarta, Selasa (30/1/2024). Foto: Antara

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebut 504 kabupaten/kota di Indonesia saat ini telah menerapkan Merdeka Belajar.

Episode Ke-24 mengenai transisi PAUD ke SD/MI/sederajat yang menyenangkan.

“Kita menyebarkan surat edaran terkait gerakan ini dan telah diimplementasikan oleh lebih dari 504 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia,” ucap Iwan Syahril Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Kemendikbudristek dilansir Antara, Selasa (30/1/2024).

Iwan menuturkan, salah satu program Merdeka Belajar ini merupakan bentuk dari transformasi pendidikan yang sangat penting, terutama untuk membangun fondasi kokoh bagi anak usia dini untuk mempersiapkan masa depan.

Ia menuturkan masa transisi dari PAUD ke SD atau MI merupakan momen penting bagi perkembangan anak-anak.

Pemerintah sendiri mendorong implementasi kebijakan Transisi dari PAUD ke SD yang menyenangkan sejak 2023. Seperti melalui rangkaian rapat koordinasi bersama dinas, pembinaan teknis bagi Pokja Bunda PAUD, hingga mengajak berbagai mitra.

Menurut Iwan, tiga target tersebut dirumuskan untuk meluruskan kesalahpahaman tentang kemampuan calistung yang sering dianggap sebagai satu-satunya kemampuan yang perlu dipupuk pada anak usia ini.

Ada enam kemampuan fondasi pada anak usia dini yang ingin dibentuk melalui kebijakan ini yaitu, mengenal nilai agama dan budi pekerti, keterampilan sosial dan bahasa untuk berinteraksi, serta kematangan emosi untuk berkegiatan di lingkungan belajar.

Kemudian, kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar, pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri untuk berpartisipasi di lingkungan belajar secara mandiri, serta pemaknaan belajar yang menyenangkan dan positif.

“Target-target ini juga mengingatkan pada kita bahwa anak itu memiliki laju perkembangan dan kesempatan belajar yang beragam,” pungkasnya. (ant/man/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
30o
Kurs