Senin, 29 April 2024

Peneliti Film: Pemerataan Bioskop Secara Menyeluruh Di Indonesia Bisa Tembus 80 Juta Penonton

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi bioskop. Foto: Medcom

Hikmat Darmawan pengamat sekaligus peneliti film mengatakan potensi penonton film di bioskop Indonesia bisa menembus 80 juta orang, dengan syarat ada pemerataan persebaran bioskop di seluruh negeri.

Hikmat mengatakan proporsi penonton film di tanah air saat ini tidak sebanding dengan jumlah penduduk Indonesia.

“Dari segi proporsi penduduk Indonesia, saya selalu menggunakan angka konservatif perkiraan pasar potensialnya 80 juta penonton. Jumlah penonton kan hubungannya dengan jumlah penduduk, jumlah bioskop, tersebar di mana,” katanya, seperti dilansir Antara, Sabtu (10/2/2024).

Meski demikian, kata Hikmat, industri perfilman Indonesia sudah semakin pulih setelah dilanda pandemi Covid-19. Jumlah penonton film di bioskop pun kembali seperti sebelum pandemi.

Menurut data Badan Perfilman Indonesia (BPI), industri film Indonesia menyedot 51,2 juta penonton pada 2019, tetapi pada 2020 anjlok menjadi hanya sekitar 19 juta penonton akibat pandemi Covid-19.

Selain itu, pada 2021 jumlah penonton makin merosot hingga 4,5 juta penonton, lalu kembali meningkat pada 2022 dengan jumlah 24 juta penonton.

Di sisi lain, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat industri film Indonesia makin tumbuh sepanjang 2023, dengan jumlah penonton mencapai 55 juta orang.

Hikmat juga menilai, jumlah penonton seharusnya bisa lebih dari itu, apabila dibarengi distribusi film yang memadai. Pemerataan bioskop masih menjadi tantangan yang dihadapi industri film tanah air.

“Menurut BPI, saat ini terdapat 517 lokasi bioskop dengan jumlah layar sebanyak 2.145 layar, yang tersebar di sekitar 115 kota atau kabupaten di seluruh wilayah Indonesia,” ucapnya.

Ia mencontohkan KKN di Desa Penari yang menjadi film terlaris sepanjang masa dengan jumlah penonton capai 10 juta, masih kecil jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 270 juta orang.

Kata Hikmat, berinvestasi, merawat, dan berpihak pada film lokal, termasuk membuka bioskop di berbagai kota, adalah langkah logis untuk memperluas pasar film Indonesia.

Pentingnya membangun pasar film yang beragam. Pasar ini tidak hanya menayangkan film-film populer atau film yang sukses secara komersial (blockbuster), tetapi juga memberikan kesempatan dan jatah tayang yang lebih banyak kepada film-film lokal untuk ditayangkan di bioskop.

Ia menambahkan, bioskop juga harus dibangun di daerah-daerah karena bioskop kelas menengah ke bawah yang murah justru memiliki potensi besar untuk mendorong kemajuan industri film tanah air.

“Menurut saya, di kota-kota kecil, bioskop yang murah adalah masa depan industri kita,” ujarnya. (ant/sya/bil)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
32o
Kurs