Jumat, 1 November 2024

Polrestabes Surabaya Catat Penurunan Angka Kecelakaan selama Operasi Ketupat Semeru 2024

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - AKBP Arif Fazlurrahman Kasat Lantas Polrestabes Surabaya ketika mengudara di Radio Suara Surabaya, Selasa (28/3/2023). Foto: dokumen suarasurabaya.net

AKBP Arif Fazlurrahman Kasatlantas Polrestabes Surabaya mencatat penurunan angka kecelakaan lalu lintas di Kota Pahlawan selama Operasi Ketupat Semeru 2024 periode 4-16 April.

“Secara umum kondisi lalu lintas Kota Surabaya relatif aman, kondusif, dan tertib. Khususnya dalam kurun waktu Operasi Ketupat Semeru,” kata Arif ketika on air dalam program Wawasan Radio Suara Surabaya, Selasa (16/4/2024).

Arif menyebut, Kota Surabaya, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, memang relatif sepi saat libur Lebaran. Sebab, ada banyak orang yang mudik ke kampung halaman.

“Surabaya bukan kota destinasi utama pemudik, dan bukan jalur perlintasan, kecuali di jalan tol. Tapi, secara umum, relatif kondisi dan cenderung sepi,” katanya.

Kemudian, Arif mencatat terdapat dua kecelakaan yang memakan korban hingga meninggal dunia selama Operasi Ketupat Semeru. Angka itu lebih kecil daripada 2023 lalu.

“Tahun lalu ada enam orang meninggal dunia. Tahun ini ada dua orang meninggal dunia selama Operasi Ketupat Semeru,” sebutnya.

Insiden pertama terjadi di wilayah Jambangan pada 6 April 2024. Kecelakaan bermula saat sebuah mobil parkir di depan apotek.

Lalu tanpa sengaja seorang anak berusia dua tahun yang menaiki mobil itu, membuka pintu. Sehingga tertabrak oleh sepeda motor yang sedang melintas.

“Atas kejadian ini, penumpang dari sepeda motor meninggal dunia di tempat lokasi kejadian,” ujarnya.

Insiden kedua terjadi pada 10 April lepas tengah malam. Ketika itu seorang anak SMA berusia 16 tahun, menabrak dua motor di dekat Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya.

“Ada pengendara di bawah umur berusia 16 tahun yang membawa kendaraan roda empat dengan cara yang membahayakan. Dengan kecepatan tinggi. Satu korban meninggal dunia di tempat dan satu lagi dalam luka berat,” ungkap Arif.

Menurutnya, anak di bawah umur yang mengemudikan mobil itu sering mengunggah video kebut-kebutan di media sosialnya.

“Setelah diperiksa, anak itu dititipkan di pamannya. Orang tuanya tinggal di luar kota. Sehingga, minim pengawasan,” ungkapnya.

Terlepas dari dua insiden yang memakan dua korban jiwa itu, Arif menjelaskan secara umum tidak ada kejadian menonjol selama Operasi Ketupat Semeru 2024.

“Situasi di batas kota juga relatif lancar. Puncak arus balik sudah terjadi pada Minggu (14/4/2024) lalu. Seluruhnya terdistribusi dengan baik,” terangnya.

Dia menyebut, menurunkan angka kecelakaan ini bukan proses yang instan. Pihaknya melakukan berbagai upaya agar masyarakat lebih peka dan lebih perhatian terhadap tata cara berkendara yang aman dan selamat.

“Jadi mari kita sama-sama jaga kota Surabaya yang kita cintai ini menjadi kota yang aman, nyaman, dan kondusif,” ajak Kasatlantas.(saf/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Jumat, 1 November 2024
27o
Kurs