Minggu, 28 April 2024

Sore Ini, Kemenag Gelar Sidang Isbat Tentukan Awal Ramadan 1445 Hijriah

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Kemenag Surabaya memantau hilal di Gedung One Icon Residence Surabaya, hasilnya tak terlihat, Kamis (20/4/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Kementerian Agama (Kemenag) RI, sore hari ini, Minggu (10/3/2024), akan menggelar Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 1445 Hijrah/2024 Masehi.

Sidang Isbat bertempat di Auditorium H.M Rasjidi, Kantor Kemenag, Jalan Muhammad Husni Thamrin, Jakarta Pusat.

Kamaruddin Amin Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam mengatakan, Sidang Isbat merupakan salah satu layanan keagamaan bagi Umat Islam di Indonesia untuk mendapat kepastian pelaksanaan ibadah.

“Sidang Isbat akan digelar secara hibrid daring dan luring, melibatkan Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama, dihadiri para duta besar negara sahabat dan perwakilan ormas Islam,” ujarnya di Jakarta, Minggu (10/3/2024).

Sidang Isbat, lanjut Amin, juga akan melibatkan perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Pimpinan Komisi VIII DPR RI.

Sementara itu, Adib Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag menyebut, Sidang Isbat akan dibagi menjadi tiga tahap.

“Yang pertama, pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1445 Hijriah berdasarkan hasil perhitungan astronomi (hisab) oleh Tim Hisab dan Rukyat Kemenag, mulai pukul 17.00 WIB,” ungkapnya.

Tahap kedua, Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 1445 Hijriah yang digelar secara tertutup setelah Salat Magrib.

Selain merujuk data hisab (informasi), Sidang Isbat juga mengacu pada hasil rukyatul hilal (konfirmasi) yang dilakukan Tim Kemenag dari 134 lokasi di seluruh wilayah Indonesia.

Lalu, tahap ketiga adalah konferensi pers hasil Sidang Isbat yang disampaikan Yaqut Cholil Qoumas Menteri Agama.

Sekadar informasi, tahun-tahun sebelumnya, Kementerian Agama mengacu pada kriteria hilal bulan awal Hijriah dengan ketinggian 2 derajat, dan sudut antara matahari dan bulan yang terilihat dari bumi (elongasi) 3 derajat.

Lalu, mulai tahun 2021, Kemenag RI menggunakan acuan yang disepakati bersama Menteri Agama Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura.

Merujuk acuan baru tersebut, awal Bulan Ramadan, Syawal dan Zulhijjah disepakati dengan indikator tinggi bulan yang terlihat minimal 3 derajat, dan elongasi minimal 6,4 derajat.(rid/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Minggu, 28 April 2024
28o
Kurs