Sabtu, 15 November 2025

7 Korban Tertimpa Reruntuhan Gedung Ponpes Al Khoziny Terus Disuplai Makan dan Minum

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Nanang Sigit Kepala Kantor SAR Surabaya saat ditemui di posko crisis centre, Selasa (30/9/2025). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Proses pencarian korban tertimpa reruntuhan bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo hingga Selasa (30/9/2025) malam ini masih difokuskan untuk mengevakuasi tujuh korban yang terdeteksi tanda-tanda kehidupan.

Nanang Sigit Kepala Kantor SAR Surabaya menyatakan, hingga Selasa malam ini belum ada tambahan korban berhasil dievakuasi dari data semula yang berjumlah sebelas orang.

Untuk memastikan fase lifetime tujuh korban lebih lama, Tim SAR terus berupaya memberikan suplai makanan dan minuman agar korban tetap dalam kondisi survive.

“Dengan kita bisa memasok minuman dan makanan tentunya akan lebih lama lifetime mereka untuk bisa kondisi survive ya,” jelasnya.

Nanang mengungkapkan, kondisi para korban hingga petang tadi. Untuk keenam korban hanya bisa diberi minum karena kondisi terjepit tidak memungkinkan disuplai makanan. Sedangkan satu sisanya disuplai makan dan minum.

Kemudian untuk mendeteksi keberadaan korban yang lain, Tim SAR menggunakan search cam atau kamera pencarian. Nanang mengatakan, kondisi ketujuh korban yang masih hidup itu juga terpantau lewat search cam.

“Tadi kami menggunakan search cam, untuk dapat mengakses atau dapat mendeteksi ya mendeteksi ada enam korban lainnya yang masih dalam kondisi ada tanda-tanda kehidupan,” tuturnya.

Proses pencarian para korban tertimpa reruntuhan ini akan berlangsung hingga tujuh hari dimulai dari kemarin. Sementara itu, Nanang menyebut fase golden time atau fase kritis menyelamatkan korban diperkirakan berlangsung tiga hari.

“Iya, kita kan memprioritaskan yang hidup dulu saat ini ya. Tentunya (golden time) adalah Tiga hari ya. Tiga hari mereka dalam kondisi hidup,” ungkapnya.

Apabila fase golden time tersebut sudah terlewat, Tim SAR akan melakukan asesmen lebih lanjut untuk melakukan evakuasi tahap lanjutan, yakni mengangkat reruntuhan menggunakan crane atau alat berat.

“Jadi, nanti kita lihat begitu yang sekarang kondisi hidup itu bisa kita evakuasi. Kemudian kita asesmen lagi. Asemen lagi apakah masih ada yang ada tanda-tanda kehidupan atau atau tidak. Kalau misalkan sudah tidak baru kami mengambil inisiatif untuk menggunakan crane dari atas,” pungkasnya. (wld/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Sabtu, 15 November 2025
26o
Kurs