
Wacana Prabowo Subianto Presiden untuk mengevakuasi warga Gaza ke Indonesia mengundang beragam respons di kalangan warga Gaza, kata Mea Fransisca, Ketua Tim Emergency Medical Team (EMT) ke-8 MER-C Indonesia yang bertugas di Gaza.
“Ada yang menolak dan ada juga sebenarnya yang menerima pendapat untuk evakuasi tersebut,” kata Mea pada acara “Talkshow Problematika Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia” yang diselenggarakan oleh MER-C dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Jakarta, Rabu (30/4/2025).
Menurut Mea yang baru saja kembali dari Gaza bersama anggota tim medis lainnya, masyarakat Gaza yang antusias menerima wacana itu umumnya berpendidikan tinggi, termasuk mahasiswa kedokteran.
“Tapi itu bisa dikategorikan hanya sekitar 5 atau 10 persen,” katanya, dilansir Antara.
Sementara masyarakat Gaza yang berusia produktif justru sebaliknya. Mereka menyayangkan jika Indonesia benar-benar mengevakuasi warga Gaza, kata Mea.
“Mereka sangat kecewa dengan Indonesia karena mereka merasa ini adalah tanah mereka,” ucapnya.
Namun, mereka bisa menerima jika evakuasi ke Indonesia karena alasan medis dan Israel harus menjamin mereka bisa kembali ke Gaza.
“Harus ada jaminan hitam di atas putih. Israel yang memberikan jaminan bahwa warga Gaza bisa kembali masuk ke wilayah kantong itu,” tegasnya.
Menurut Mea, isu evakuasi warga Gaza ke Indonesia sempat membuat masyarakat Gaza khawatir karena mereka beranggapan sudah tidak ada lagi dukungan dari masyarakat Indonesia.
Dia menambahkan, dukungan warga Indonesia, terutama di media sosial, secara tidak langsung telah memberikan harapan bagi warga Palestina di Gaza.
Pemerintah, kata Mea, sebaiknya juga melibatkan tim-tim relawan kemanusiaan Indonesia untuk mendiskusikan langkah yang diperlukan jika rencana evakuasi itu benar-benar dilakukan.(ant/dra/ham/rid)