Selasa, 12 Agustus 2025

BMKG Pastikan Tak Ada Asap Karhutla yang Menyeberang ke Malaysia dan Singapura

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - Petugas melakukan pemadaman kebakaran lahan menggunakan helikopter MI8 milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Foto: Antara

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan, hingga pekan pertama Agustus ini tidak terdeteksi adanya asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Indonesia yang menyeberang ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Guswanto Deputi Bidang Meteorologi BMKG, menjelaskan bahwa pemantauan dilakukan menggunakan citra satelit yang mampu mengidentifikasi arah dan kecepatan angin di berbagai lapisan atmosfer.

Data tersebut kemudian dipadukan dengan titik panas (hotspot) dan titik api atau (fire spot) yang terdeteksi di wilayah rawan, khususnya enam provinsi prioritas; Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

“Kalau hotspot masih panas, belum terbakar, sedangkan fire spot sudah ada api. Data ini kita kombinasikan untuk memprediksi apakah asap akan bergerak lintas batas, dan kami tidak menemukannya,” katanya dilansir dari Antara pada Selasa (12/8/2025).

Hasil pemantauan terakhir BMKG menunjukkan, beberapa hotspot di wilayah Indonesia bagian barat, namun asap yang terbentuk cenderung tipis dan tidak menyeberang ke luar negeri.

BMKG juga memantau potensi ini setiap hari untuk memastikan kondisi tetap terkendali.

Guswanto menegaskan, meskipun potensi karena musim kering cenderung tinggi di sejumlah daerah, tetapi selama tidak ada pemicu seperti pembakaran lahan atau kelalaian dari aktivitas manusia seperti membuang puntung rokok atau membuat api unggun maka kebakaran tidak akan terjadi. Oleh karena itu, patroli pencegahan tetap diperlukan di lapangan.

BMKG juga mengingatkan bahwa pembukaan lahan dengan cara membakar meningkatkan risiko asap lintas batas. Kerja sama lintas kementerian/lembaga dan pemerintah daerah, hingga masyarakat menjadi penting untuk mencegah dampak yang lebih luas.

“Kami terus berkoordinasi dengan BNPB, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Kementerian Kehutanan, serta otoritas terkait di ASEAN untuk memastikan informasi ini terintegrasi dan bisa direspons cepat,” ujarnya. (ant/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Selasa, 12 Agustus 2025
30o
Kurs