Rabu, 1 Oktober 2025

Bupati Sidoarjo Janji Evaluasi Konstruksi Semua Pondok Pesantren dan Budaya Gotong-Royong Santri Ngecor

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Subandi Bupati Sidoarjo saat diwawancarai awak media di depan IGD RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, Rabu (1/10/2025). Foto: Meilita Elaine suarasurabaya.net

Subandi Bupati Sidoarjo menyatakan bakal mengevaluasi konstruksi 129 bangunan pondok pesantren yang ada di wilayahnya, pascaperistiwa ambruknya Musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, diduga karena gagal konstruksi.

“Saya sebagai perwakilan daerah tentu apa yang dijadikan arahan dari Pak Menteri (Agama) ini nanti sebagai koreksi kami untuk lebih memperhatikan kembali semua pendidikan pondok pesantren yang ada di Kabupaten Sidoarjo ya,” janjinya saat meninjau korban luka di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, Rabu (1/10/2025) malam.

Pemerintah, lanjutnya, fokus evakuasi dan penanganan korban luka termasuk pemulasaran korban jiwa.

“Untuk sementara ini kami masih belum bisa menanyakan izinnya seperti apa, seperti apa. Tugas kami hari ini menolong dulu,” ungkapnya.

Dia menjamin, setelah semua korban selesai ditangani, akan melakukan koordinasi dengan pendiri Pondok Pesantren Al Khoziny terkait peristiwa ambruknya musala.

“Ya setelah menolong selesai baru nanti kami bersama-sama nanti berkoordinasi dengan pendiri pondok seperti apa, seperti apa ya kan enggak mungkin dengan posisi hari ini kita mau menyampaikan ya,” tuturnya.

Selain Ponpes Al Khoziny, Subandi menyatakan semua pondok pesantren di Sidoarjo akan dievaluasi.

“Karena Sidoarjo ada kurang lebih 129 pondok pesantren,” jelasnya.

Nantinya, Pemkab Sidoarjo akan menggandeng ahli Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk mengawal konstruksi bangunan ponpes.

“Ini nanti sesuai dengan konstruksi yang dilakukan betul-betul itu nyaman untuk anak-anak untuk pesantren ya, tidak ada rasa takut untuk pesantren yang ada di Sidoarjo,” ujarnya.

Termasuk soal tradisi atau budaya gotong-royong santri yang membantu pembangunan pondok, akan diimbau tidak dilakukan.

“Ya, ini kan ini kan tradisi lama ya (santri ngecor pondok pesantren). Berarti ini gotong-royong ini biasanya tradisi ini terbangun mulai zaman kita-kita dulu waktu masih kita kecil ya. Ya, nanti kita imbau bersama biarkan anak-anak ini betul-betul belajar secara maksimal. Rasa gotong-royongnya tetap ada cuma jangan sampai ada kegiatan yang begitu parah,” jelasnya.

Selebihnya, dia bilang pembiayaan seluruh korban luka yang dirawat di rumah sakit ditanggung pemerintah.

Diberitakan sebelumnya, keterangan dari sejumlah keluarga santri yang dikumpulkan suarasurabaya.net mengungkap tradisi santri ikut ngecor bangunan musala Ponpes Al Khoziny yang dimulai sejak 9 bulan lalu dan akhirnya ambruk Senin (29/9/2025).(lta/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Rabu, 1 Oktober 2025
27o
Kurs