
Dua korban tragedi ambruknya gedung musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran Sidoarjo, meninggal dunia setelah tertimpa reruntuhan selama kurang lebih 15 jam.
Dokter Atok Irawan Dirut RSUD Notopuro Sidoarjo menyebut, 2 korban itu atas nama Muhammad Mashudulhaq (14 tahun) warga Kali Kendal Dukuh Pakis Surabaya dan Muhammad Soleh (22 tahun) warga Tanjung Pandan Bangka Belitung.
Mashudulhaq dan Soleh berhasil dievakuasi dan tiba di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo berturut-turut pukul 05.20 WIB dan 06.00 WIB. Lalu keduanya berurutan meninggal pukul 07.00 WIB dan 09.30 WIB.
Kondisi keduanya, tertimpa reruntuhan di bagian badan depan. Bahkan Soleh, patah tulang panggul hingga ke bawah.
“Yang meninggal Kalaupun tertolong itu nanti ya harus diamputasi karena tidak mungkin sudah biru semua tertindih oleh bangunan yang roboh itu,” katanya ditemui awak media di depan IGD rumah sakit siang ini.
Jenazah Mashudulhaq sudah diantarkan ke rumah duka, sementara jenazah Soleh rencananya akan dimakamkan di Bangka Belitung dengan pengiriman kargo pesawat hari ini.
“Nanti akan kita antar (ke bandara),” ungkapnya.
Hingga pukul 14.00 WIB, data korban di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo ada 40. Dua di antaranya meninggal dunia.
“30 rawat jalan. 8 sekarang rawat inap,” ungkapnya.
Dari 8 pasien rawat inap, 1 di antaranya masih di ICU usai menjalani operasi pascaamputasi tangan di lokasi kejadian saat evakuasi semalam. Sementara 30 pasien yang diperbolehkan pulang karena luka ringan.
“(Yang lain), 1 (orang) operasi jari-jari, 2 (orang) cedera otak ringan, trauma dada 2 (orang), 1 lecet-lecet. Semua (kondisinya) stabil,” paparnya.
Ia masih memantau proses evakuasi di lokasi, dengan menerjunkan 1 ambulans dan tenaga medis.
“Katanya ada tiga yang masih sedang evakuasi ya. Nah ini kita terus progres nunggu informasi. Kan sudah muncul grup WA teman-teman seluruh rumah sakit di Sidoarjo. Kemudian juga dari teman-teman yang standby di sana,” tutupnya. (lta/iss)