Puluhan Peserta Ramaikan Festival Dalang Muda Jatim, Partisipasi Meningkat
Sebanyak 30 dalang memeriahkan Festival Dalang Muda Jawa Timur dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional di Gedung Kesenian Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya pada 17-18 November 2025.
Sinarto Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Jatim mengatakan, dalang muda yang berpartisipasi dalam festival tersebut berasal dari 27 Kabupaten Kota di Jatim.
“Pendaftarnya kemarin 50, kita seleksi, lalu terpilih 30 untuk tampil di festival ini. Yang membedakan dengan tahun dulu itu utusan Kaupaten Kota, kalau sekarang tidak, ini minat dari dalang muda sendiri,” katanya kepada suarasurabaya.net pada Senin (17/11/2025).
Jumlah dalang muda yang ikut festival tahun ini meningkat dari tahun sebelumnya, yakni tahun ini 30 orang dan tahun lalu 15 orang.
Peningkatan jumlah dalang muda yang berpartisipasi itu, kata dia, tidak lepas dari panitia yang sudah menyiapkan pengrawit, pemain gamelan dan beberapa hal pendukung lain, sehingga lebih meringankan biaya.
“Pesertanya diperingan biayanya, tidak membawa satu grup pengrawit tapi cukup empat dengan dalangnya, berarti tiga pengrawit. Itu yang dibawa oleh mereka sehingga semakin ringan. Nah dari situ lalu banyak yang daftar sampai memilih dari 50 pendaftar itu,” bebernya.
Pihaknya ingin, festival dalang muda itu menambah pengalaman dan memberi peluang untuk bertarung di pasar atau ekonomi berbasis budaya.
“Ekonomi berbasis budaya itu ada, dan itu harus diambil oleh teman-teman seniman dalang. Sehingga pikiran kami ke depan, festival ini semakin membuat dalang itu kreatif, cerdas, memahami perkembangan sosial,” ucapnya.
Sinarto mengatakan, pertunjukan wayang bukan hanya sebatas hiburan, tetapi juga memiliki nilai yang bisa berdampak pada pikiran-pikiran sosial, politik, ekonomi, etika dan moral.
“Itu kita dorong, sehingga menonton wayang itu menunjukkan kecerdasan dalang, dan juga ada problem solving yang diberikan dalang, sehingga penanggap itu merasa diuntungkan nonton wayang hasil dari festival,” tuturnya.
Pihaknya memastikan, Pepadi Jatim akan memberi apresiasi untuk seluruh dalang yang telah berpartisipasi dalam festival tersebut, yakni akan dipilih 10 penyaji terbaik 1, 10 penyaji terbaik 2, 10 penyaji terbaik 3 untuk mendapay apresiasi.
“Kami mengapresiasi dalang muda yang sudah berupaya maksimal. Yang namanya orang belajar dalang itu pasti ada upaya yang sudah dilakukan, sehingga Pepadi Jatim tidak lalu bersifat ada yang dikalahkan, tapi tetap dihargai,” ujarnya.
Penilaian yang dilakukan dalam festival, kata dia, mencakup pemahaman teknis, penguasaan iringannya, sabetnya, sastranya, komunikasinya, hingga nilai filosofinya.
Di era kemajuan zaman, kata dia, dalang boleh memanfaatkan teknologi untuk menambah glamor di pertunjukan, seperti pada sektor mode lighting atau memberi bayangan-bayangan dari belakang dan depan saat tampil. Sementara dalam hal promosi seni wayang, juga bisa memanfaatkan media sosial.
Pepadi Jatim berharap, festival dalang muda itu bisa menguatkan regenerasi dalang di berbagai daerah di Jatim, baik yang melalui sanggar Pepadi Kabupaten Kota maupun sanggar independen.
“Pepadi juga mendorong dalang-dalang yang tidak ikut di pendidikan formal, non-formal, dia bisa belajar melalui media sosial, Youtube, Tnstagram, maupun TikTok itu sekarang bisa untuk pembelajaran. Lalu ketika ingin memahami secara teori, biasanya ada pertanyaan kepada teman-teman akademisi lulusan pedalangan, maupun praktisi-praktisi yang senior,” pungkasnya. (ris/saf/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
