Rabu, 1 Oktober 2025

Gempa Sumenep Berimbas ke Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Celah Korban Menyempit

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Emi Frizer Kasubdit RPDO (Pengerahan dan Pengendalian Operasi) Basarnas di Posko Crisis Centre, Rabu (1/10/2025). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Gempa magnitudo 6,5 yang melanda wilayah Sumenep, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025) pukul 23.49 WIB malam kemarin berdampak ke reruntuhan bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Kabupaten Sidoarjo.

Emi Frizer Kasubdit RPDO (Pengerahan dan Pengendalian Operasi) Basarnas menjelaskan, dampak gempa semalam membuat bordes atau garis batas celah lokasi korban terjebak, menjadi menyempit jadi 10 sentimeter.

“Sebelum kegempaan posisi bordes kurang lebih sekitar 15 cm dari surface atau dari lantai. Dengan posisi korban masih bisa bisa menggerakkan kepala. Namun setelah pasca kegempaan semalam, posisi bordes turun signifikan. Kurang lebih 10 cm,” ujar Emi saat konferensi pers di Posko Crisis Centre Pondok Al Khoziny, Sidoarjo, Rabu (1/10/2025).

Dengan menyempitnya celah reruntuhan itu, Emi mengatakan kondisi korban yang terjebak tentu makin terhimpit dan tertekan material.

Emi mengatakan lingkar diameter kepala anak-anak pada umumnya 10-12 centimeter, dengan menurunnya posisi bordes tersebut membuat celah korban semakin menyempit.

“Sekarang kita bayangkan berapa diameter lingkar kepala untuk anak usia rata-rata remaja. Ini kurang lebih sekitar 10 sampai 12 cm,” ucapnya.

Tim SAR mengungkapkan, dampak gempa tersebut membuat proses evakuasi semakin sulit karena harus mempertimbangkan keselamatan nyawa korban di tengah reruntuhan yang semakin tidak stabil.

“Sehingga, dengan ketinggian ini kami ingin memberikan gambaran bahwa complicated, kesulitan kami ini adalah bagaimana mempertahankan nyawa target tapi akses yang kami gunakan memang membutuhkan waktu yang lebih lama,” jelasnya.

Meski demikian, Emi menyatakan Tim SAR tidak kekurangan alat bantu atau personel yang jumlahnya mencapai 375 orang.

“Karena kami tidak kekurangan peralatan seperti dilihat semua peralatan baik yang sifatnya pneumatic ataupun dia gas ataupun dia peralatan yang manual. Ada semua, 375 personil gabungan semua rata-rata membawa peralatan,” ucapnya.

Namun, faktor mengutamakan keselamatan nyawa korban dalam proses evakuasi jadi pertimbangan utama Tim SAR belum mengoperasikan peralatan tersebut.

“Artinya, kami tidak kekurangan peralatan. Namun, kehati-hatian yang kami kedepankan untuk memberikan kesempatan seperti tadi Kabar sampaikan satu nyawa sangat berharga,” tandasnya.(wld/ham/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Rabu, 1 Oktober 2025
31o
Kurs