
Usai dinyatakan sehat sesuai hasil rontgent, Syehlendra Haical (13 tahun) korban tertimpa reruntuhan musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran Sidoarjo kembali diperiksa. Dari hasil pemeriksaan itu, Haical terancam amputasi kaki kiri.
Dokter Atok Irawan Direktur Utama RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo menyebut, hari ini dokter memeriksa Haical dengan doppler atau alat ultrasonografi, diketahui ada jaringan mati atau nekrosis.
“Meskipun tulangnya banyak difoto, enggak ada yang fraktur, enggak ada yang patah tapi pembuluh darahnya ini mengalami nekrosis,” katanya, Kamis (3/10/2025).
Kemungkinan besar, kaki kirinya harus diamputasi di bagian lutut ke bawah, agar jaringan itu tidak merusak jaringan lain.
“Sehingga masih dipertimbangkan langkah selanjutnya untuk amputasi,” katanya.
Namun melihat keluarga yang syok karena semula senang Haical selamat dengan luka lecet dan memar saja, tapi ternyata ada kondisi buruk, dokter masih belum memutuskan tindakan.
“Ya masih dicoba lagi diskusi lah dengan second opinion bagaimana nanti kita melihat perkembangan besok gitu,” ungkapnya.
Diketahui, Haical berhasil dievakuasi di hari ketiga pencarian Rabu (1/10/2025) bersama 4 korban selamat lain yang sedang dirawat.
Muhammad Wahyudi (13 tahun) korban selamat yang tiba berikutnya sedang menjalani operasi kalvikula. Alfatih Cakra Buana (15 tahun) warga Bangkalan korban berikutnya selamat tanpa luka namun masih dirawat.
Lalu Taufan Saputra Dewa (13 tahun) kondisinya hanya lebam tapi masih dirawat. Terakhir Syaifur Rosi Abdillah (13 tahun) baru menjalani operasi amputasi pada kaki.
Sementara 8 korban yang sudah berhasil dievakuasi lalu dirawat sejak Senin di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, 6 di antaranya akan boleh pulang hari ini.
Hingga siang ini data jumlah korban belum bertambah sejak tadi malam, yaitu 45 orang. Terdiri dari 30 rawat jalan, 13 rawat inap, dan 2 meninggal. (lta/faz)