
Sebanyak 13 jemaah haji sempat mengalami kondisi peningkatan suhu tubuh waktu tiba di Debarkasi Surabaya, yang memicu dugaan penularan virus Covid-19.
Namun hal itu dipastikan Sugiyo Plh Sekretaris PPIH Debarkasi Surabaya bahwa seluruh jemaah yang terindikasi tersebut dalam kondisi negatif Covid-19.
Gejala suhu tubuh yang tinggi itu timbul karena dipicu kelelahan dan cuaca panas selama ibadah haji.
“Semua jemaah secara umum sehat, namun karena usia lanjut dan kondisi fisik yang terkuras sebagian mengalami gejala seperti demam dan ISPA ringan,” ujar Sugiyo, Selasa (17/6/2025).
Sugiyo menjelaskan, peningkatan suhu tubuh pada jemaah kloter pertama yang tiba di Tanah Air itu akibat padatnya jadwal. Sebab kepulangan mereka hanya berselang tiga hari sesudah menjalani rangkaian Armuzna.
Sehingga, lanjut Sugiyo, tidak cukup banyak waktu beristirahat dan berujung kelelahan saat kembali ke tanah air.
“Kondisi tubuh jemaah terutama yang lansia, lebih disebabkan penurunan daya tahan tubuh, bukan karena paparan virus” tuturnya.
Bagi 13 jemaah yang terindikasi gejala Covid-19 tersebut, tetap diimbau menerapkan protokol kesehatan dan menjaga kondisi tubuh setibanya di rumah masing-masing.
Selain itu, Sugiyo memastikan prosedur screening di Debarkasi Surabaya terus berlangsung secara ketat dengan menggandeng Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Surabaya.
Prosedur screening itu mulai dari pengecekan suhu hingga observasi lanjutan di klinik bagi jemaah yang suhu tubuhnya di atas normal.
“Kalau ada yang suhunya tinggi, langsung dibawa ke klinik untuk penanganan awal,” tandasnya.(wld/lta/iss)