
Usai menunaikan wukuf di Arafah pada Kamis (5/6/2025) malam waktu setempat, jemaah secara bertahap diberangkatkan ke Muzdalifah untuk melaksanakan mabit (menginap), salah satu rangkaian wajib dalam ibadah haji.
Namun berdasarkan pantauan Aini Kusuma Reporter Suara Surabaya di Tanah Suci, proses keberangkatan dari Muzdalifah menuju Mina mengalami hambatan. Bahkan akibat berdesakan sebuah pagar pintu di Muzdalifah sempat ada yang roboh. Jemaah haji juga ada yang pingsan.
“Memang dari Arafah penjemputan bus bertahap, mulai jam 3 sore sampai jam 10 malam,” tutur Aini Kusuma dalam Catatan Hajinya.
Jemaah seharusnya sudah dapat keluar dari Muzdalifah sekitar pukul 00.00 waktu setempat. Namun kenyataannya, antrean berlangsung hingga pukul 03.00 dini hari waktu setempat, dan hingga saat itu pula gerbang (gate) belum juga dibuka.
“Kami seharusnya bisa keluar dari Muzdalifah jam 12 malam. Tapi kami sudah antre sampai jam 3, gate belum dibuka,” ujarnya.
Mabit di Muzdalifah merupakan kewajiban dalam ibadah haji yang tidak boleh dilewatkan. Jika tidak dilaksanakan, maka jemaah diwajibkan membayar dam. Praktik mabit ini juga dianjurkan dalam Al-Qur’an, tepatnya di surat Al-Baqarah ayat 199: “Dan bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (Arafah) dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Di Muzdalifah, jemaah biasanya beristirahat dan mempersiapkan diri untuk pelaksanaan lempar jumrah di Mina. Selain beristirahat, para jemaah juga disarankan untuk melakukan amalan seperti memperbanyak zikir, istighfar, dan memungut kerikil untuk lempar jumrah.
“Selama di Muzdalifah, jemaah disunnahkan memungut kerikil berukuran kecil untuk persiapan lempar jumrah pada 11 sampai 13 Zulhijjah. Total diperlukan 70 kerikil,” kata Aini.
Menurut Aini, kondisi di Muzdalifah relatif kondusif meski jemaah harus menunggu cukup lama. “Mabit itu bisa sebentar, yang penting sempat singgah. Tapi menunggu antrean bus terlalu lama dalam kondisi fisik lelah setelah wukuf tentu menjadi tantangan tersendiri,” tutupnya.
Selanjutnya, jemaah dijadwalkan bergerak ke Mina untuk melaksanakan lempar jumrah, dimulai pada 10 Zulhijjah. (ain/bil/ipg)