
Petugas haji mulai membagikan Kartu Nusuk kepada jemaah, termasuk bagi jemaah dari Kloter 6 dari Kabupaten Kediri. Nusuk ini bukan sekadar sebagai tanda pengenal, tetapi juga menjadi akses utama untuk seluruh layanan haji di Tanah Suci.
Dilaporkan oleh Aini Kusuma penyiar Radio Suara Surabaya dari Tanah Suci, Nusuk memainkan peran penting dalam mempermudah jemaah dalam mengakses berbagai fasilitas haji. Mulai dari transportasi, akomodasi, konsumsi, hingga akses ke lokasi-lokasi ibadah utama seperti Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Tanpa kartu ini, jemaah tidak dapat mengikuti rangkaian ibadah haji, terutama saat berada di puncak ibadah.
Tak hanya itu, Nusuk juga menjadi alat eksekutif resmi yang digunakan untuk mengeluarkan izin umrah, tawaf, serta salat di Raudah, salah satu area paling disucikan di Masjid Nabawi, Madinah.
“Kartu Nusuk sangat bermanfaat bagi jemaah. Di Madinah, kartu ini memudahkan akses ke Raudah. Kartu ini juga akan diperiksa untuk memastikan bahwa jemaah bukanlah yang berstatus ilegal,” kata Muhammad Khoirul Ketua Kloter 6 Embarkasi Surabaya, Senin (5/5/2025).
Ia menambahkan, “Selain itu, saat Armuzna, jemaah juga diwajibkan memiliki kartu Nusuk untuk memastikan kelancaran ibadah mereka.”
Nusuk juga berfungsi sebagai identitas digital bagi jemaah haji yang datang dari luar Kerajaan Saudi Arabia. Pendaftaran melalui aplikasi dilakukan dengan menggunakan nomor paspor, nomor visa, kebangsaan, dan tanggal lahir.
Dengan adanya Nusuk, diharapkan seluruh rangkaian ibadah haji dapat berjalan lebih lancar, aman, dan terorganisir dengan baik, memberikan kenyamanan lebih bagi para jemaah yang datang dari berbagai belahan dunia. (saf/ipg)