Selasa, 11 November 2025

Khofifah Gelar Tasyakuran atas Pemberian Gelar Pahlawan kepada Marsinah di Grahadi

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim bersama keluarga Marsinah Pahlawan Nasional dari kalangan buruh saat tasyakuran di Gedung Negara Grahadi, Selasa (11/11/2025). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar syukuran atas anugerah gelar pahlawan nasional kepada Marsinah tokoh buruh di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (11/11/2025).

Syukuran tersebut diikuti oleh sejumlah keluarga besar Marsinah dan juga elemen buruh dari Jatim.

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim mengungkapkan, proses verifikasi dalam memenuhi data dan dokumen untuk mengukuhkan Marsinah sebagai pahlawan nasional dari tokoh buruh.

Dalam hal ini Pemprov Jatim bersama sejumlah elemen berkoordinasi dengan Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah(TP2GD) Nganjuk dan Pusat untuk pengumpulan data tersebut.

“Inilah yang kemudian melakukan verifikasi sampai kepada pemenuhan yang kita harus lengkapi adalah data-data primer. Kalau sekarang data primer gampang dikirim, diunggah, sudah bisa keluar keluar data-data berita-berita. Oh, kapan beritanya? 93. Oh, kapan? awal Mei, gitu. Kalau dulu kan belum bisa dikirim begitu,” ujar Khofifah ditemui di Grahadi.

Gubernur Jatim itu menuturkan, rekam jejak perjuangan Marsinah telah banyak dimuat oleh sejumlah media di Surabaya dan Jakarta. Kemudian monumen Marsinah juga menjadi sumber untuk melengkapi verifikasi data sebagai pahlawan nasional.

“Kalau lapangannya kuat sekali karena monumen-monumen tentang Mbak Marsinah itu banyak ditemukan. Cuma ketepatan sebagai sebuah mekanisme itu data primer itu menjadi menentukan dan data primernya akhirnya terkumpul sangat banyak,” tuturnya.

Khofifah mengutarakan, Marsinah merupakan tokoh perempuan yang hidupnya sederhana namun memiliki keberanian dan semangat juang dalam menegakkan keadilan terhadap penindasan yang dialami kaum buruh saat itu.

Sebagai informasi, Marsinah merupakan tokoh buruh yang berperan sebagai juru bicara dan negosiator bagi 500 pekerja dalam aksi mogok kerja pada awal Mei 1993.

Setelah aksi demonstrasi dan perundingan yang tidak memuaskan, Marsinah dikabarkan menghilang pada malam 5 Mei 1993. Kemudian jasadnya ditemukan empat hari kemudian, pada 8 Mei 1993, di sebuah gubuk di Nganjuk, dengan dugaan tanda-tanda penyiksaan berat dan kekerasan seksual.

“Satu di antaranya perempuan dari komunitas yang hidupnya sangat sederhana. Apa artinya bahwa perjuangan, keberanian, dan upaya untuk bisa menegakkan keadilan dilakukan luar biasa oleh seorang Mbak Marsinah dan akhirnya melancarkan beliau mendapatkan anugerah gelar pahlawan nasional,” ungkap Khofifah. (wld/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Selasa, 11 November 2025
29o
Kurs