
Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan menegaskan, penanganan kasus keracunan yang terkait Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi prioritas utama Kemenkes.
Menurutnya, respons cepat dan terkoordinasi penting agar program ini tetap berjalan dan anak-anak Indonesia terlindungi dari risiko kesehatan.
Dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IX DPR di Jakarta, Rabu (1/10/2025), Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa Kemenkes langsung turun tangan menangani kasus keracunan MBG yang terjadi di berbagai daerah, termasuk Bandung. Dari 1.315 kasus yang dilaporkan ke puskesmas, 1.310 pasien sudah sembuh dan lima lainnya masih menjalani perawatan.
“Kami lakukan investigasi epidemiologis secara menyeluruh, mulai dari pemeriksaan sampel makanan hingga pelacakan masa inkubasi untuk mengetahui penyebab keracunan, apakah karena bakteri, virus, atau bahan kimia,” jelas Menkes.
Dia menjelaskan, Kemenkes tengah memperkuat laboratorium kesehatan masyarakat di daerah dengan peralatan canggih seperti PCR untuk mikrobiologi dan uji toksikologi guna mempercepat deteksi sumber keracunan. Langkah itu diambil agar penanganan dapat lebih tepat sasaran dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Budi menekankan, penanganan masalah keracunan MBG bukan hanya soal pengobatan, melainkan bagian dari strategi kesehatan jangka panjang yang mengutamakan pencegahan.
Program MBG diharapkan dapat meningkatkan kualitas gizi anak-anak sebagai upaya mengurangi berbagai masalah kesehatan seperti stunting, kematian ibu dan bayi.
Kemenkes juga akan mengintegrasikan data antropometri dalam program cek kesehatan gratis untuk memantau pertumbuhan anak secara berkala. Data ini digunakan untuk mengukur efektivitas program MBG di berbagai sekolah secara lebih akurat.
“Penanganan kasus keracunan ini harus cepat dan tepat agar program MBG tetap sukses dan anak-anak Indonesia tumbuh sehat,” pungkas Budi.(faz/rid)