
David Lammy Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris memperingatkan bahwa pemerintahannya siap mengambil langkah lanjutan terhadap Israel apabila kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza tak kunjung terwujud.
Lammy menyampaikan keprihatinan atas situasi yang makin memburuk di Jalur Gaza. Ia menyoroti di mana 1.000 warga sipil tewas saat berusaha mencari bantuan sejak Mei lalu, termasuk 100 korban dalam akhir pekan lalu.
Ia mengingatkan bahwa sebagai tanggapan terhadap praktik Israel, Inggris telah menjatuhkan sanksi kepada para menteri Israel, menghentikan pembicaraan perdagangan bebas dengan Israel, dan menangguhkan beberapa izin ekspor senjata.
“Kami akan mempertimbangkan langkah-langkah lain bersama mitra kami dalam beberapa minggu ke depan jika tidak ada gencatan senjata seperti yang kami harapkan,” kata Lammy dilansir dari Antara.
Lammy menambahkan bahwa ia berharap setelah Knesset, parlemen Israel, reses pada 28 Juli, “kita kemungkinan akan melihat percepatan menuju gencatan senjata itu.”
“Jadi saya berharap dan berdoa agar ada gencatan senjata pada bulan Agustus,” kata Lammy, sembari menyatakan harapannya bahwa gencatan senjata akan memungkinkan bantuan kembali masuk ke wilayah kantong yang terkepung.
Pernyataan Lammy muncul setelah lebih dari dua puluh negara, termasuk Inggris, Australia, dan Jepang, serta Uni Eropa, mengutuk pembunuhan tidak manusiawi warga sipil oleh Israel di Jalur Gaza dan menuntut agar perang di wilayah kantong yang tersebut segera diakhiri.
Dalam pernyataannya kepada parlemen pada Senin (21/7/2025), Lammy menegaskan kembali penolakan Inggris terhadap sistem bantuan Israel yang disebutnya “tidak manusiawi” dan “berbahaya”, serta “mengutuk sepenuhnya” pembunuhan warga Gaza yang tengah mencari makanan. (ant/ata/saf/ipg)