Benjamin Netanyahu Perdana Menteri Israel menegaskan bahwa negaranya tetap menolak pembentukan negara Palestina.
Pernyataan Netanyahu keluar dua hari setelah sejumlah negara yang mendukung rancangan resolusi PBB yang merujuk pada rencana perdamaian Gaza yang diajukan Donald Trump Presiden AS.
Resolusi itu menyatakan bahwa reformasi di Otoritas Palestina dapat membuka jalur menuju penentuan nasib sendiri dan pembentukan negara Palestina.
Namun, dukungan internasional ini memicu kemarahan para pemimpin sayap kanan Israel yang menentang gencatan senjata di Gaza yang ditengahi Trump.
Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich menteri sayap kanan bahkan mendesak Netanyahu mengecam gagasan negara Palestina dan mengancam akan meninggalkan koalisi jika perdana menteri tidak bertindak.
“Penentangan kami terhadap negara Palestina di wilayah mana pun tidak berubah. Gaza akan didemiliterisasi dan Hamas akan dilucuti, dengan cara mudah atau sulit. Saya tidak membutuhkan penegasan, cuitan, atau ceramah dari siapa pun,” tegas Netanyahu dilansir dari Reuters pada Minggu (16/11/2025).
Israel Katz Menteri Pertahanan dan Gideon Saar Menteri Luar Negeri juga menegaskan penolakan mereka terhadap negara Palestina, meski tanpa menyebut Netanyahu.
Rencana Trump untuk Gaza diresmikan setelah konflik besar antara Israel dan Hamas berakhir, yang berlangsung selama dua tahun dan menghancurkan kawasan tersebut.
Perang itu menewaskan lebih dari 69.000 orang menurut otoritas kesehatan setempat, dengan serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023 menewaskan sekitar 1.200 orang menurut catatan Israel. (saf/ham)






