Yuliot Tanjung Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI mengatakan, Indonesia menargetkan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama pada 2032 sebagai bagian dari upaya mencapai target emisi nol bersih (net zero emission) pada 2060.
Berbicara dalam Rapat Eksekutif Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) pada Senin (27/10/2025), Yuliot menuturkan tenaga nuklir saat ini dipandang sebagai opsi strategis untuk memastikan ketahanan dan keberlanjutan energi nasional.
“PLTN tidak lagi dianggap sebagai pilihan terakhir, namun menjadi bagian krusial dalam perencanaan energi nasional,” ujar Yuliot, seperti dilaporkan Antara, Rabu (29/10/2025).
Yuliot menambahkan, kebijakan tersebut sejalan dengan rencana pembangunan jangka panjang Indonesia serta regulasi pemerintah baru-baru ini mengenai kebijakan energi nasional.
Berdasarkan peta jalan (roadmap) pemerintah, tenaga nuklir diproyeksikan mencakup 5 persen dalam bauran energi Indonesia pada 2030 dan 11 persen pada 2060.
Meski prospeknya menjanjikan, Yuliot mengakui terdapat tantangan terkait pendanaan, waktu pembangunan, serta masalah keamanan masyarakat.
Pemerintah, imbuhnya, akan memperkuat langkah mitigasi, pengawasan regulasi, dan kerja sama internasional untuk memastikan keselamatan dan efisiensi dalam operasional tenaga nuklir.(ant/ham/rid)
NOW ON AIR SSFM 100
