
Meski operasional haji 2025 resmi ditutup pada pertengahan Juli lalu, namun hingga saat ini pemerintah melalui Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (Dirjen PHU) masih terus melakukan pemantauan jemaah yang sakit dan hilang di Tanah Suci.
Hilman Latief Ketua Dirjen PHU mengatakan, hingga saat ini masih ada beberapa jemaah yang belum ditemukan setelah dilaporkan hilang.
“Mengenai kondisi ini, pihak keluarga telah kami beri tahu dan mereka masih berharap bisa mengetahui anggota yang hilang apapun kondisinya,” kata Hilman, Senin (28/7/2025).
Guna mempercepat proses penemuan, Dirjen PHU melakukan koordinasi dengan pihak keluarga untuk mengambil sampel darah.
“Sampel itu nantinya akan dicocokkan dengan data-data yang ada di rumah sakit di Arab Saudi. Karena kalau di sana, pasien yang sudah dimakamkan pun masih disimpan datanya,” tambah Hilman.
Selain itu, terkait pencarian jemaah yang hilang, pihak Dirjen PHU tidak lagi mengandalkan pencarian lapangan. Tapi juga melibatkan polisi setempat, kepala rumah sakit, dan kepala rumah duka.
Sementara itu, untuk jemaah yang masih sakit dan dirawat di Arab Saudi, Hilman menambahkan akan segera memberikan fasilitas pemulangan setelah pasien dinyatakan sembuh.
“Secara berkala tim yang ada di Jeddah selalu berkunjung ke rumah sakit, menengok jemaah tersebut untuk memantau kondisinya. Kami juga mendapat informasi beberapa anggota keluarga dari jemaah ada yang bermaksud menengok ke Saudi,” bebernya.
Namun keinginan keluarga untuk terbang ke Arab Saudi, pihak pemerintah tidak bisa langsung memberikan izin karena terhalang beberapa prosedur, salah satunya adalah visa. (kir/saf/ipg)