Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar tasyakuran atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada KH Abdurrahman Wahid yang akrab disapa Gus Dur Presiden ke-4 RI di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.
Acara tersebut dihadiri oleh Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak Wagub Jatim, dan Nyai Sinta Nuriyah Istri Gus Dur serta Yenny Wahid Putri Gus Dur.
Khofifah mengatakan, penganugerahan Gus Dur sebagai pahlawan nasional bersama Syaikhona Muhammad Kholil ulama besar Bangkalan, Madura dan Marsinah tokoh buruh
merupakan bentuk penghormatan negara atas jasa besar mereka dalam memperjuangkan nilai kemanusiaan, keadilan, dan kebangsaan.
Menurut Khofifah, Gus Dur adalah sosok lintas batas yang memperjuangkan nilai kemanusiaan universal. Dia menyebut Gus Dur bukan hanya milik warga Nahdlatul Ulama, tapi milik seluruh bangsa.
“Gus Dur adalah pahlawan yang memperjuangkan kemanusiaan universal, bahwa setiap manusia, siapa pun dia, berhak mendapatkan penghormatan yang sama di mata Tuhan dan negara,” ujar Khofifah dalam keterangannya, Rabu (12/10/2025).
Pada kesempatan yang sama Yenny Wahid menegaskan bahwa perjuangan Gus Dur tidak pernah diarahkan untuk mendapatkan gelar. Namun demi mewujudkan masyarakat yang adil dan berperikemanusiaan.
“Gus Dur tidak pernah berjuang untuk mendapatkan gelar. Gus Dur tidak berjuang untuk mendapatkan posisi. Gus Dur hanya mengikuti hati gelaran di beliau, berjuang untuk mewujudkan masyarakat di mana ada keadilan di sana. Di mana semua orang diperlakukan setara,” kata Yenny.
Dia menambahkan, nilai-nilai perjuangan Gus Dur merupakan warisan yang perlu diteruskan oleh generasi penerus bangsa.
“Tentu bagi kami ini pengakuan dari negara bahwa nilai-nilai yang diperjuangkan Gus Dur inilah yang paling penting. Kita berharap bahwa ke depan apa yang diperjuangkan Gus Dur akan terus berlanjut, dilanjutkan oleh generasi-generasi berikutnya,” tuturnya. (wld/saf/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
