
Penurunan kemampuan kognitif Donald Trump yang semakin cepat disebut dapat menghalangi kemampuannya menyelesaikan masa jabatan kedua sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).
Dalam wawancara dengan Times Radio, Selasa (3/6/2025), Rick Wilson, salah satu pendiri kelompok anti-Trump “The Lincoln Project”, menyatakan bahwa Trump bukan lagi sosok yang sama seperti pada kampanye-kampanye sebelumnya. Menurut Wilson, kemampuan bicara, daya ingat, dan koherensi Trump terlihat jelas menurun.
“Dia tidak koheren. Ketidakmampuannya menyampaikan pemikiran atau posisi tanpa jeda, selingan, dan kehilangan arah yang terus-menerus… Ini bukan Trump tahun 2015, bukan pula Trump tahun 2020. Bahkan bukan Trump tahun 2024,” ujar Wilson dilansir Medical Daily, Sabtu (7/6/2025).
Wilson menyoroti kesalahan verbal dan pola perilaku Trump yang menurutnya, mencerminkan gejala awal demensia. Meskipun mengakui dirinya bukan profesional di bidang medis, Wilson mengklaim bahwa banyak pakar neurologi melihat tanda-tanda yang mengkhawatirkan dari Presiden ke-45 dan 47 AS itu.
Pada April lalu, Sean Barbabella, dokter Kepresidenan Gedung Putih menyatakan bahwa Trump dalam kondisi “sangat baik secara kognitif dan fisik.”
Namun, Wilson menilai bahwa usia Trump dan gaya hidupnya selama ini menimbulkan keraguan atas kemampuannya menjalani tugas berat sebagai presiden hingga tahun 2029.
“Dia bertahun-tahun hidup dari McDonald’s, KFC, dan steak matang sekali. Dia bukan orang yang sehat,” kata Wilson.
“Apakah dia akan sanggup melewati empat tahun masa jabatan? Itu masih menjadi tanda tanya besar. Melihat laju penurunan yang terlihat sekarang… Saya kira di pertengahan masa jabatan kedua, dia akan benar-benar ‘habis’,” lanjutnya
Trump sendiri kerap membantah kekhawatiran soal kondisi kesehatannya dan sering membanggakan keberhasilannya dalam tes kognitif.
“Saya tidak yakin ada orang di sekitarnya yang akan berani berkata, ‘Pak, Anda tidak sehat, Anda tidak bisa lanjutkan ini’,” kata Wilson.
Ia juga memprediksi akan ada konflik internal besar di kubu MAGA (Make America Great Again) dalam memilih calon pengganti.
Spekulasi mengenai kesehatan Trump ini muncul di tengah sorotan terhadap kondisi kognitif Joe Biden mantan Presiden, menjelang akhir masa jabatannya, serta laporan bahwa timnya berusaha menutupi kemunduran mental tersebut dari publik. (bil/faz)