Kamis, 13 November 2025

Rais Aam PBNU Kecam Aksi Pendakwah yang Cium Anak Kecil: Bila Perlu Diberi Sanksi

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
KH Miftachul Akhyar Rais Aam PBNU (tengah) saat ditemui awak media di UINSA Surabaya, Kamis (13/11/2025). Foto: Wildan suarasurabaya.net

KH Miftachul Akhyar Rais Aam PBNU mengecam keras aksi Mohammad Ellham Yahya Luqman atau Gus Ellham, pendakwah asal Kediri, Jawa Timur yang menjadi sorotan publik karena mencium anak perempuan saat berdakwah.

Rais Aam PBNU itu meminta supaya tindakan serupa tidak terulang. Menurutnya dakwah dengan cara tersebut dinilai kurang tepat. Dia bahkan berharap agar Gus Ellham diberikan sanksi atas perbuatannya.

“Dakwah macam apa seperti itu, kelakuannya itu mencium-cium, merusak itu. Tidak boleh muncul lagi, bila perlu diberi sanksi yang menjerakan,” ucap Akhyar kepada awak media di UINSA Surabaya, Kamis (13/11/2025).

Selain itu, Akhyar juga meminta supaya pihak berwenang menjemput bola untuk menindak lanjuti aksi yang dilakukan oleh Gus Ellham. Sebab, kata dia, pihak PBNU hanya bisa memberiksan sanksi administratif.

“Ya yang berwajib (yang menindaklanjuti). Kalau NU sanksinya administrasi. Pihak berwajib harus menjemput bola laporan,” katanya.

Untuk mencegah supaya kasus serupa tidak terulang, PBNU telah membentuk tim satuan tugas (satgas) untuk mengawasi tindakan-tindakan di luar batas saat berdakwah.

“PBNU membentuk tim satgas, sudah dibentuk,” kata dia.

Untuk diketahui, sebelumnya sudah beredar video permintaan maaf dari Gus Ellham sesudah dirinya menjadi sorotan di media sosial karena mencium anak perempuan waktu berdakwah.

Dalam pernyataannya, Ellham meminta maaf yang sebesar-besarnya dan mengakui tindakannya merupakan kekhilafan.

“Dengan penuh kerendahan hati saya Muhammad Ellham Yahya Luqman secara pribadi memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat atas beredarnya video yang menimbulkan kegaduhan,” kata Ellham.

“Saya mengakui bahwa hal tersebut merupakan kekhilafan dan kesalahan saya ini. Saya berkomitmen untuk memperbaiki dan menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran berharga agar tidak mengulangi hal serupa di masa yang akan datang. Dan saya juga bertekad untuk menyampaikan dakwah dengan cara yang lebih bijak sesuai dengan norma agama, etika dan budaya bangsa serta menjunjunh tinggi akhlakul kharimah,” tuturnya.(wld/bil/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Kamis, 13 November 2025
25o
Kurs