Sabtu, 2 Agustus 2025

Sebelum Sekolah Rakyat, Surabaya Lebih Dulu Punya Pendidikan Berbasis Asrama: RIAS Namanya

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Anak-anak belajar menggunakan komputer di Rumah Ilmu Arek Suroboyo (RIAS) Wonorejo Surabaya, pada Selasa (15/7/2025). Foto: Risky suarasurabaya.net

Program pendidikan berbasis asrama di Kota Surabaya sudah lebih dulu ada sebelum Kementerian Sosial (Kemensos) menggagas program serupa yakni Sekolah Rakyat secara nasional.

Di Kota Pahlawan, inisiatif ini dikembangkan dengan nama Rumah Ilmu Arek Suroboyo (RIAS), sebuah program yang ditujukan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.

Mia Santi Dewi, Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kota Surabaya, menjelaskan bahwa anak-anak yang masuk ke RIAS berasal dari jenjang SD dan SMP. Mereka bersekolah di sekolah umum, tetapi tinggal di asrama yang difasilitasi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

“Untuk Sekolah Rakyat ala Surabaya itu namanya RIAS. Jadi Rumah Ilmu Arek Suroboyo. Jadi siapa yang di sana itu adalah anak-anak yang memang dari warga miskin, apa kurang mampu lah, itu yang masuk di sana,” ujar Mia dalam program Semanggi Suroboyo Radio Suara Surabaya membahas Sekolah Rakyat ala Surabaya, Jumat (1/8/2025).

Mia menjelaskan, dalam pelaksanaannya, anak-anak tersebut diantar menggunakan bus sekolah ke sekolah umum masing-masing pada pagi hari, kemudian kembali ke asrama untuk mengikuti berbagai aktivitas pendukung.

Sementara saat di asrama, banyak sekali hal yang bisa dilakukan oleh anak-anak tersebut. Setelah mereka makan siang dan beristirahat, ada banyak kegiatan ekstrakurikuler.

“Contohnya ada kegiatan melukis, kemudian ada musik, kemudian ada juga pendidikan entrepreneur, selain pendidikan yang seperti pendidikan tentang bela negara, wawasan kebangsaan, kepribadian itu juga ada,” jelasnya.

RIAS juga menampung dan mendampingi anak-anak berprestasi. Salah satunya, kata Kadinsos, adalah atlet tinju yang berhasil meraih medali perunggu di ajang Porprov 2025.

Latihan tinju di Rumah Ilmu Arek Suroboyo (RIAS) Wonorejo Surabaya, pada Selasa (15/7/2025). Foto: Risky suarasurabaya.net

Yusuf Masruh Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya pada kesempatan yang sama menambahkan, RIAS dirancang sebagai bentuk modifikasi lokal dari konsep Sekolah Rakyat nasional.

Ia menyebut Surabaya telah lama menjalankan model ini, dan terus dikembangkan agar sesuai ketentuan pusat.

“Sudah lama jalan. Cuma kita ini kan bagaimana nanti kita itu nggak keluar dari ketentuan kementerian dari pusat. Jadi ini juga saya terima kasih, mungkin kita kan memodifikasi,” ucapnya.

Yusuf menjelaskan, RIAS menyelaraskan dua kurikulum, yakni kurikulum formal di sekolah dan pembentukan karakter di asrama. Anak-anak dari RIAS menempuh pendidikan di tiga SD, yakni di Kalirungkut, serta tiga SMP yakni SMPN 52, SMPN 30, dan SMPN 23.

Sementara pembentukan karakter seperti kepemimpinan, ibadah, hingga kegiatan olahraga dan seni dilakukan di asrama.

“Contohnya misalnya ekstrakurikulernya futsal. Di RIAS juga disiapkan lapangan futsal. Tadi anak-anak itu goyonan itu nggak boring gitu lho Mbak. Bener-bener gitu,” ujar Yusuf.

Pandangan Akademisi

Pada kesempatan itu, Martadi Wakil Rektor 1 Universitas Negeri Surabaya (Unesa) turut memberikan pandangannya dari sisi akademisi, terkait pelaksanaan RIAS dan rencana kolaborasi Unesa sebagai lokasi baru Sekolah Rakyat di tahun 2025.

Menurutnya, adanya RIAS bukan sebagai tandingan dari Sekolah Rakyat. Justru sebaliknya, bisa mendukung program Kemensos itu.

“Yang harus dipikirkan adalah bahwa dengan adanya RIAS itu justru akan memperluas akses. Karena kan tidak semua anak miskin itu bisa tertangani di sekolah rakyat. Maka kehadiran RIAS itu menurut saya, kacamata saya, itu bukan pesaing sekolah rakyat. Tetapi bersanding dengan sekolah rakyat. Komplementer. Jadi saling melengkapi,” jelas Martadi.

Menurut Martadi, program Sekolah Rakyat berbasis asrama seperti ini juga menjadi laboratorium yang sangat relevan bagi perguruan tinggi pencetak guru seperti Unesa.

“Dengan kehadiran sekolah rakyat ini sesungguhnya adalah menjadi ruang-ruang lab baru buat perguruan tinggi yang melahirkan calon guru. Sehingga kita bisa tahu apa kebutuhan guru yang mengajar di sekolah boarding ini. Apa yang harus kami kembangkan di kurikulumnya,” ujar dia.

Ia juga membenarkan bahwa Unesa secara aktif mengajukan diri sebagai lokasi Sekolah Rakyat untuk 2025, bukan karena ditunjuk.

“Kita memang aktif. Karena memang ini kan di tahun 2025 itu kan tidak banyak yang siap. Maka kemudian kita punya aset, asrama yang bisa digunakan, punya aset ruangan untuk pembelajaran. Kenapa tidak itu dimanfaatkan?” ucap Martadi.

Adapun asrama Sekolah Rakyat di UNESA terletak di Lidah Wetan, tepatnya di kampus 2. Saat ini sudah menampung 100 anak dan berjalan sejak awal tahun. “Alhamdulillah sampai hari ini tidak ada satupun anak yang mundur,” tambahnya. (bil/ipg)

@dinsoskotasby RUMAH ILMU AREK SUROBOYO (RIAS) RESMI RILIS Dibangun untuk menjadi rumah kedua bagi anak-anak Surabaya, khususnya anak dari Keluarga kurang mampu untuk menembah ilmu dengan berbasis asrama. Di sinilah tempat dimana ilmu pengetahuan dan karakter yang kuat akan dibangun secara bersamaan. Setiap anak adalah aset masa depan kota ini. Oleh dari itu pendidikan harus merata-bisa dinikmati semua orang. Karena Kota yang maju berasal dari generasi yang tumbuh bersama ilmu dan karakter yang kuat #rumahilmuareksuroboyo #surabaya #DinsosSurabaya #DinsosHadir ♬ original sound – dinsoskotasby

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Sabtu, 2 Agustus 2025
26o
Kurs