Kamis, 25 April 2024

Segera Hadir Museum Olahraga di Surabaya, Dua Atlet Legendaris Sumbangkan Raket dan Kaos

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Minarti Timur atlet bulutangkis menyerahkan kaosnya ke Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya, Senin (7/10/2019). Foto: Humas Pemkot Surabaya

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mengebut pembangunan Museum Olahraga yang akan ditempatkan di Gedung Gelora Pancasila. Selama persiapan museum ini, Pemkot Surabaya mendapatkan dukungan dan support dari berbagai atlet yang namanya sudah melegenda di Indonesia.

Kali ini, Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya menerima sumbangan raket dan kaos milik Minarti Timur dan Alan Budikusuma, sang legenda bulutangkis di Indonesia. Penyerahan raket dan kaos itu dilakukan di rumah dinas Wali Kota Surabaya, Jalan Sedap Malam, Senin (7/10/2019).

Hadir pula dalam kesempatan itu, Henny Maspaitella atlet atletik, Jeane Taroreh atlet Karate, dua atlet panjat tebing yaitu Rahmad Adi Mulyono dan Amanda Narda Mutia.

Pada kesempatan itu, Risma mengaku, saat ini pihaknya memang sedang menyiapkan bahan-bahan untuk diletakkan di Museum Olahraga. Menurutnya, ini potensinya sangat besar. Sebab dalam bidang olahraga ini, banyak atlet luar biasa yang berasal dari Kota Surabaya.

“Makanya, saya sampaikan terimakasih banyak kepada Mbak Minarti dan Mas Alan yang telah sumbangsih membantu raket dan T-Shirtnya ini,” kata Risma.

Nantinya, lanjut dia, barang-barang yang disumbangkan para atlet itu, akan diberikan tulisan penjelasannya. Ia mencontohkan seperti raket, akan diberi penjelasan bahwa itu digunakan pada saat bertanding di mana dan kejuaran apa.

Penjelasan itu juga akan dilengkapi background pendidikan Minarti atau Alan.

“Kami sekarang sedang buat tulisan-tulisannya, pendidikannya di mana, latihan seperti apa, juara dunia dimana saja? Ini penting supaya anak-anak punya gambaran tentang sosok Minarti ini,” kata dia.

Tujuan akhirnya, memang untuk anak-anak Surabaya supaya membangkitkan semangat dan menggugah semangat anak-anak untuk bisa berprestasi juga seperti senior-seniornya. Karenanya, ia mengaku terus mengebut pembangunan museum itu.

“Insyallah akan dibuka November 2019 ini. Makanya kita ngebut, tapi insyallah bisa kita lakukan itu,” ujarnya.

Menurut Risma, setiap anak itu memiliki bakat masing-masing. Apabila akademisnya biasa-biasa saja dan jadi orang biasa, dia tidak akan mengharumkan nama Surabaya.

Berbeda kalau anak-anak ini terus mengasah bakatnya dalam bidang olahraga. Ia akan bisa membawa nama baik Indonesia dan bisa mengibarkan bendera merah putih di negara lain.

“Itu yang kami dorong terus supaya anak-anak bisa percaya diri bahwa dulu para senior-seniornya bisa mengibarkan bendera merah putih di negara lain. Saya juga ingin suatu saat nanti, anak-anak Surabaya bisa berprestasi seperti Minarti, Heny dan atlet berprestasi lainnya,” imbuhnya.

Presiden UCLG ASPAC ini juga memastikan bahwa menjadi atlet itu bukan berarti akan miskin. Malah sebaliknya, dengan menjadi atlet ini bisa sukses pula dalam hal perekonomiannya, karena sekarang bonus dan hadiahnya sangat luar biasa.

“Hadiah dari pemkot saja sangat besar, kalau dapat medali emas mendapatkan Rp 20 juta. Kemarinnya ada yang mendapatkan 5 emas, ya mendapatkan bonus Rp 100 juta,” kata dia.

Risma berharap, dengan adanya museum olahraga ini bisa memotivasi anak-anak untuk mengembangkan bakat dan minatnya. Salah satunya di bidang olahraga.

“Itu akan sangat luar biasa apabila dia mampu berprestasi dan bisa membawa nama harum Surabaya,” ujarnya.

Sementara itu, Minarti Timur sang legenda bulutangkis di Indonesia yang saat ini juga menjadi pelatih bulutangkis mengapresiasi dan mendukung rencana Wali Kota Risma untuk membangun Museum Olahraga.

Bahkan, ia mengaku siap menyumbangkan apapun dan membantu apapun yang dibutuhkan oleh Wali Kota Risma untuk membangun museum itu.

“Saya siap bantu apa saja yang dibutuhkan. Sementara kami menyumbangkan raket dan kaos,” kata dia.

Raket dan kaos itu, kata dia, merupakan kenang-kenangan yang paling berkesan baginya. Karena dipakai pada saat menjuarai Olimpiade Sydney tahun 2000. Menurutnya, itu juara yang paling tinggi selama karirnya di dunia Bulutangkis.

“Selama ini, kaos ini disimpan di rumah saya di Surabaya. Makanya, kemarin setelah pulang ke Surabaya, saya lihat ada kaos ini dan saya kasikkan ini aja,” kata Minarti.

“Sebagaimana yang Ibu Wali sampaikan bahwa ini untuk menginspirasi supaya mereka anak-anak Surabaya juga punya impian membela Indonesia di ajang internasional,” pungkasnya. (bid/ang/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
26o
Kurs