Jumat, 3 Mei 2024

Maraknya Nama Bakal Cawali Milenial di Surabaya Tunjukkan Gairah Politik Warga

Laporan oleh Agung Hari Baskoro
Bagikan
Surokim Abdussalam pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura. Foto: suaramuslim

Surokim Abdussalam Peneliti Surabaya Survey Center (SSC) menilai maraknya bakal Calon Wali Kota Surabaya 2020 dari kalangan milenial menunjukkan bahwa gairah politik warga Kota Pahlawan makin positif.

“Mereka punya modal sosial fungsional untuk bisa adaptif terhadap lingkungan yang selalu berubah cepat dan dinamis,” kata Surokim di Surabaya seperti dilansir Antara pada Selasa (16/7/2019).

Adapun bakal cawali dari kalangan milenial yang mulai beredar di Surabaya di antaranya Eri Cahyadi (Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya), K.H. Zahrul Azhar As’ad atau Gus Hans (Wakil Ketua DPD Partai Golkar Jatim), M. Sholeh (Advokat), Azrul Ananda (Presiden Klub Persebaya) dan Bayu Airlangga (Ketua Muda Mudi Demokrat Jatim).

Selain itu, ada Dimas Oky Nugroho (pegiat anak muda dan kewirausahawan sosial), Andy Budiman (politikus PSI), Dimas Anugerah (politikus PSI), Kuncarsono Prasetyo (mantan wartawan dan pegiat sejarah), Abraham Sridjaja (Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat Angkatan Muda Partai Golkar), Dedy Rachman (akademisi), Sukma Sahadewa (dokter sekaligus politikus Perindo) dan Didik Prasetiyono (Direktur Surabaya Consulting Group/SCG).

Sedangkan cawali milenial dari perempuan ada Agnes Santoso (Presenter), Siti Nasyiah (aktivis dan penulis buku), Asrilia Kurniati (Ketua Umum Gabungan Organisasi Wanita), Dwi Astuti (pengurus Muslimat Jatim), .

Menurutnya, dengan adanya cawali milenial, perpolitikan di Surabaya juga akan kian dinamis dan terbarukan. Begitu juga energi yang dibutuhkan untuk pembangunan kota yang demikian dinamis dan berubah cepat, sehingga Kota Surabaya bisa inovatif, produktif, dan kompetitif.

“Sosiopreneur dan technopreneur milenial muda yang saya sebut itu untuk kebutuhan Kota Surabaya kekinian dan mendatang. Khususnya untuk bisa akseleratif menaktivasi potensi kreatif warga kota,” katanya.

Menurut peneliti yang juga Dekan Fakultas Ilmu sosial dan ilmu budaya Universitas Trunojoyo ini, nama-nama cawali tersebut bisa didorong untuk menyemarakkan diskusi di ruang publik sehingga bisa dipantau dan dikawal publik Surabaya. (ant/bas/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
26o
Kurs