Selasa, 10 Desember 2024

Fraksi PKS DPR Menilai Pemerintah Tangani Covid-19 Tanpa Desain yang Jelas

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Mardani Ali Sera Ketua DPP PKS memberikan keterangan di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (28/7/2020). Foto: Farid suarasurabaya.net

Mardani Ali Sera Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI menyebut upaya pemerintah mengatasi persoalan akibat pandemi Covid-19 tidak punya grand design yang jelas.

Menurutnya, hal itu membuat berbagai program penanganan yang dilakukan pemerintah tidak maksimal.

“Dalam beberapa kesempatan, Pak Jokowi menyatakan hati-hati dalam menghadapi gelombang kedua Covid-19. Tentu saja itu jadi ironi, mengingat puncak gelombang pertama belum kita ketahui kalau melihat grafik kasus positif Covid-19 yang meningkat,” ujarnya melalui pesan elektronik yang diterima suarasurabaya, Kamis (20/8/2020).

Walau terlambat, lanjut Mardani, langkah mencegah persebaran harus menjadi fokus dengan penerapan Test, Tracing, Treatment (3T), kemudian diiringi peraturan yang memaksa masyarakat mematuhi protokol kesehatan.

“Covid-19 bukan cuma soal kesehatan individu, tapi kesehatan masyarakat dan bangsa. Kalau kasus terus meningkat tapi fasilitas layanan kesehatan tidak bertambah, kapasitas bisa membludak dan petugas kesehatan kita bisa kewalahan. Tanpa langkah preventif yang masif dan terukur, jelas ini seperti pembiaran,” ungkapnya.

Mardani menyebut, jumlah dokter di Indonesia terendah kedua di Asia Tenggara, dengan rasio perbandingan 0,4 dokter per 1.000 penduduk.

“Secara nggak langsung, kita cuma punya empat orang dokter yang melayani 10 ribu penduduk. Jauh lebih rendah dari Singapura yang mempunyai rasio dua dokter per seribu penduduk,” katanya.

Mardani juga mengkritik rencana pemerintah memprioritaskan sektor pariwisata dalam rangka pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19.

“Orang (wisatawan) mau bepergian kalau sudah aman. Majalah Forbes edisi Juni 2020 merilis 100 negara yang dinilai paling aman dari Covid-19. Dalam laporan itu, Indonesia ada di peringkat ke-97 dari 100 negara alias tiga terbawah,” paparnya.

Sampai sekarang, sambung Mardani, banyak langkah blunder pemerintah, seperti penerapan new normal yang tidak dikaji dengan matang sehingga memunculkan cluster-cluster baru seperti perkantoran, dan kebijakan kunjungan kerja untuk memicu ekonomi yang justru malah menambah cluster baru.

“Mau sampai kapan pemerintah menerapkan kebijakan tanpa grand design yang jelas dan based on science lintas bidang?” tanya Mardani.

Lebih lanjut, Mardani mengatakan Ekonomi tidak akan pulih total kalau Covid-19 masih ada. Dia berpendapat, perekonomian bisa dibangun lagi setelah pandemi benar-benar teratasi.

“Menyelamatkan rakyat terlebih dahulu merupakan strategi terbaik untuk menyelamatkan ekonomi. Kalau ingin ekonomi pulih, maka dengarkan ahli kesehatan,” tegasnya.(rid/dfn/lim)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Truk Tabrak Rumah di Palemwatu Menganti Gresik

Mobil Seruduk Warung di Jalan Kedungdoro Surabaya

Surabaya
Selasa, 10 Desember 2024
26o
Kurs