Kamis, 25 April 2024

DPRD: Surabaya Tak Boleh Pandemi Lagi, Dinkes Harus Petakan Wilayah Rawan Hepatitis

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Dinas Kesehatan Surabaya saat hearing dengan Komisi D DPRD Kota Surabaya, Selasa (10/5/2022). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Khusnul Khotimah Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya dalam hearing terkait temuan penyakit hepatitis misterius menyampaikan bahwa Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya harus segera memetakan wilayah yang rawan terjangkit hepatitis bagi anak-anak.

“Terutama daerah-daerah yang nol lahan jamban dan masyarakat yang tinggal di bantaran sungai, Surabaya jangan sampai pandemi untuk kedua kalinya,” kata Khusnul saat ditemui di Gedung DPRD Kota Surabaya, Selasa (10/5/2022).

Selain memetakan wilayah rawan terjangkit hepatitis, Komisi D juga memberi catatan bagi Dinkes Surabaya untuk memberi sosialisasi tentang bahaya hepatitis misterius kepada penjual makanan.

Menurut Khusnul, tidak semua penjual makanan menerapkan standar kebersihan yang semestinya. Selain itu dirinya juga memberi perhatian kepada kebersihan di pondok pesantren yang dalam penyajian makanan dan kamar mandi digunakan secara massal.

Kemudian Komisi D juga meminta kepada Dinkes Surabaya untuk segera membuat Juknis dan SE terkait pola hidup sehat dan bersih untuk segera disampaikan kepada publik sebagai langkah preventif.

“Langkah preventif harus kita utamakan, termasuk Dinkes harus membuat SOP penanganan apabila ada masyarakat yang diketahui terpapar gejala hepatitis,” kata Ayu.

Dalam hearing di Komisi D, Dinkes Kota Surabaya yang diwakili Sri Setyani Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian memaparkan data imunisasi bayi di Surabaya sebagai langkah pencegahan hepatitis.

“Jadi jumlah bayi di Surabaya 41.383 bayi. Ketercapaian imunisasi lengkapnya sudah 96,90 persen,” kata Sri Setyani.

Sri Setyani menyampaikan kepada masyarakat untuk tetap waspada namun juga jangan terlalu panik. Senada dengan ucapannya, kata Sri Setyani Dinkes akan melakukan sosialisasi menyeluruh kepada Fasilitas Layanan Kesehatan, Rumah Sakit, dan Puskesmas.

Ke depannya Dinkes Surabaya juga harus memberikan sosialisasi pencegahan hepatitis ke setiap UKS di sekolah, karena menurut catatan Komisi D masih banyak anak sekolah yang jajan sembarangan.

Terkait pemetaan wilayah di bantaran sungai dan nol lahan jamban, kata Sri penerapan perilaku hidup bersih (PHBS) harus selalu diterapkan untuk mencegah keterjangkitan kuman dan penyakit.

Sri Setyani mengimbau kepada masyarakat supaya lebih menjaga kebersihan dan apabila mengalami gejala-gejala hepatitis harus segera periksa ke Puskesmas terdekat.

“Meski di Surabaya belum terdeteksi hepatitis misterius, tapi bagi warga yang terjangkit gejala nanti akan diperiksa di Puskesmas atau di rumah sakit. Di sana sudah ada SOP untuk pemeriksaan dugaan hepatitis,” pungkasnya.(wld/dfn/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
26o
Kurs