Senin, 29 April 2024

Menag Minta Santri Pilih Pemimpin yang Tak Gunakan Agama untuk Kuda Tunggangan

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Yaqut Cholil Qoumas Menteri Agama (Menag) mewanti-wanti agar santri tidak memilih calon yang punya rekam jejak buruk, apalagi memakai agama sebagai kuda tunggangan. Foto: Kemenag

Yaqut Cholil Qoumas Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia berpesan agar para santri memilih pemimpin yang tidak memakai agama sebagai kuda tunggangan politiknya.

“Hari Santri ini patut untuk dirayakan ya dengan riang gembira oleh semua kalangan santri, hari ini menunjukkan, bahwa negara, pemerintah ini, mengabdi perjuangan para santri dengan memberikan Hari Santri. Saya kira momentum Hari Santri ini juga bagian dalam mengingatkan itu. Setiap episode sejarah negeri ini selalu melibatkan santri,” beber Gus Yaqut, sapaan akrabnya usai melepas puluhan ribu peserta Jalan Santai Hari Santri dari depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu (21/10/2023).

Menjelang kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Gus Yaqut juga menyisipkan pesan penting bagi santri yang disebutnya selalu dilibatkan.

“Santri harus terlibat. Setiap episode sejarah negeri ini termasuk pemilih selalu melibatkan santri,” terangnya.

Sehingga santri harus pintar memilih calon pemimpin. Agar tidak menjatuhkan pilihan berdasarkan janji manis.

“Maka dari itu santri harus pintar-pintar memilih pemimpin. Santri jangan pernah mau memilih pemimpin, jangan sampai memilih pemimpin yang hanya berdasarkan pada tambahan khusus saja, tidak boleh juga santri itu memilih hanya karena janji-janji manisnya saja,” jabarnya.

Gus Yaqut juga mewanti-wanti agar santri tidak memilih calon yang punya rekam jejak buruk. Apalagi memakai agama sebagai kuda tunggangan.

“Tetapi juga harus dicek rekam jejak calon presiden dan wakil presiden itu seperti apa. Rekam jejaknya baik, tidak pernah menggunakan agama sebagai untuk kuda tunggangan untuk kepentingannya. Silakan dipilih yang baik,” tegasnya.

Gus Yaqut menitip agar santri menjatuhkan pilihan pada pemimpin yang serius, dan mencintai negara.

“Memilih pemimpin itu yang serius, masa pemimpin cengengesan, harus benar-benar suka negara ini. Karena tantangan ke depan ini luar biasa. Seperti Jokowi Presiden sampaikan, ke depan bukan hal yang mudah, akan lebih menantang. Saya kira itu pesan saya kepada santri,” tandasnya. (lta/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
30o
Kurs