Kamis, 2 Mei 2024

PDIP Jawab Kritik NasDem Soal Revolusi Mental

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Hasto Kristiyanto Sekjen DPP PDIP (tengah) saat konferensi pers bersama elit parpol pendukung Ganjar Pranowo bakal Capres di INews Tower, Jakarta Pusat, Senin (17/7/2023). Foto : Faiz Fadjarudin suarasurabaya.net

Hasto Kristiyanto Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) membela Joko Widodo (Jokowi) Presiden RI menyusul kritikan Surya Paloh Ketua Umum Partai NasDem soal Revolusi Mental yang dianggap belum berjalan optimal.

Hasto mengatakan gagasan Revolusi Mental milik Jokowi menuai hambatan karena penegakan hukum era Jaksa Agung terdahulu digunakan tidak semestinya.

“Salah satu aspek Revolusi Mental mengalami hambatan karena saat itu ada yang menyalahkan hukum melalui Jaksa Agung sebagai instrumen kekuasaannya,” kata pria kelahiran Yogyakarta itu menjawab awak media di Jakarta, Senin (17/7/2023).

Hasto berharap semua pihak ke depan bisa melayangkan kritikan politik secara tepat. Semisal, lebih dahulu melihat kekurangan diri sebelum menuding pihak lain.

“Seharusnya sebelum menyampaikan kepada publik, melakukan auto-kritik terlebih dahulu, melihat ke dalam, dan itulah yang biasa dilakukan oleh PDI Perjuangan. Tetapi PDI Perjuangan, kan, tidak mencampuri urusan partai lain. Hanya ketika ini sudah menyentuh presiden Jokowi, ya, kami memberikan tanggapan,” ujar dia.

“Ya, sebaiknya daripada memukul air di dulang, terpercik muka sendiri, ya, lebih baik kalau menyampaikan kepada masyarakat itu harus disertai suatu kajian yang objektif,” ujarnya.

Hasto kemudian menyinggung soal banyaknya kader NasDem yang sudah pulang dari Apel Siaga Perubahan saat Paloh mengkritik Revolusi Mental.

“Menyampaikannya kan ketika pesertanya pada pergi. Jadi, pesertanya sudah pergi kalau dilihat monitoringnya,” kata dia.

Sebelumnya, Surya Paloh Ketua Umum Partai Nasdem saat berbicara di Apel Siaga Perubahan mengatakan gagasan revolusi mental era Jokowi belum optimal.

Dia mengatakan, pada 2014, Nasdem mendukung Jokowi untuk menjadi presiden karena yakin bisa membawa perubahan.

“Logika kita menyatakan kita yakin progres perjalanan kemajuan berbangsa dan bernegara akan jauh lebih hebat seperti apa yang kita harapkan. Tapi sayang seribu kali sayang, sayang seribu kali sayang, harapan belum menjadi kenyataan,” kata Paloh dalam pidatonya saat Apel Siaga Perubahan di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (16/7/2023).(faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
26o
Kurs