
Lilik Arijanto Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan Kota Surabaya memaparkan dua program inovasi jika terpilih sebagai Sekretaris Daerah Kota Surabaya.
Dua program itu, big data atau satu data sempurna dan dashboard kinerja. Itu penting untuk menjalankan perannya sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya yang harus menyinergikan perangkat daerah dan stakeholder untuk mendukung kebijakan Wali Kota.
“Di mana satu data ini disiapkan data sistem geospasialnya, sistem informasi,” ucapnya.
Inovasinya didasari oleh sorotan Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya soal data sebagai dasar kebijakan tidak valid.
“(Fungsi big data) agar kebijakan pemkot lebih akurat tepat sasaran berbasis bukti dan berkelanjutan,” ucapnya.
Big data itu akan mencakup data administratif, data kependudukan, dan lainnya yang bisa diakses semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
“Manfaatnya meningkatkan akurasi kebijakan dan sinkronisasi data antar kepala daerah,” ungkapnya.
Inovasi kedua, dashboard kinerja yang akan memuat semua sistem perencanaan dan pemantauan terpadu memastikan OPD selaras dengan visi-misi Wali Kota.
“7 prioritas pembangunan itu dijabarkan pekerjaannya apa aja. Lalu dijabarkan kegiatannya. Ditentukan PIC siapa, dijabarkan lagi pekerjaannya apa, akan ada rencana penyiapan anggaran dan penyelesaiannya,” ucapnya lagi.
Jika ia terpilih sebagai Sekda Kota Surabaya, 2 program ini akan direalisasikan, untuk memudahkan kinerja.
“Yang penting sebenarnya harus bisa koordinssi dengan teman-teman bahas visi untuk mencapai ini, dengan membuat sebuah satu data dan dashboard kinerja benar-benar untuk mereka juga,” ungkapnya.
Menurutnya 2 inovasinya akan menyelesaikan masalah yang masih ada, soal kebocoran PAD sektor parkir karena banyaknya titik parkir yang tidak berizin dan tidak dievaluasi.
Lalu, masih banyaknya aset Pemkot Surabaya yang nganggur dan harus mulai dikerjasamakan dengan swasta. Salah satunya bisa diakses dengan big data. (lta/iss)