Senin, 6 Mei 2024
Visi-Misi Dua Paslon di Debat Terakhir Pilwali Surabaya

Rasiyo Janji Rp500 Juta Per RW, Risma Kedepankan Anti Korupsi

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Debat Publik terakhir Pilwali Surabaya dengan tema Penyelesaian Persoalan Daerah, Menyelaraskan Pembangunan Kota Dengan Provinsi dan Nasional. Foto: Abidin suarasurabaya.net

Debat terakhir Pilwali Surabaya dengan tema “Penyelesaian Persoalan Daerah, Menyelaraskan Pembangunan Kota Dengan Provinsi dan Nasional”, dibuka dengan pemaparan visi dan misi dua pasangan calon.

Rasiyo-Lucy mendapat kesempatan pertama memaparkan visi-misi ingin mewujudkan Surabaya lebih baik, sejahtera dan lebih berkeadilan. Menurut Rasiyo, globalisasi harus direspon dengan peningkatan tenaga profesional.

“Tapi, pembangunan bukan infrastruktur belaka, tetapi iman dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,” katanya di DBL Arena Jalan Ahmad Yani, Jumat (27/11/2015) malam.

Menurut Rasiyo, peningkatan ekonomi harus dilakukan dengan inklusif. Revitalisasi budaya dan pembangungan manusia serta pelayanan publik akan ditingkatkan.

“Tidak hanya itu, keharmonisan antara provinsi dan pusat dengan kabupaten/kota terus dilakukan. Pembangunan berbasis rakyat akan kita lakukan. Rakyat kita orangkan, kita beri kesempatan untuk berperan. Berbagai cara kami lakukan untuk mengatasi jurang rakyat antara yang kaya dan miskin,” katanya..

Untuk mendorong pembangunan dengan dukungan partisipasi publik, Rasiyo-Lucy akan memberi suntikan anggaran Rp 500 juta pertahun setiap RW.

Sementara, Tri Rismaharini dan Whisnu Sakti Buana memiliki visi-misi memajukan Surabaya menjadi kota metropolitan yang bisa dinikmati masyarakatnya. Saat ini, kata Risma, Surabaya menunjukkan perkembangan yang pesat sebagai kota metropolitan yang menonjol di bidang jasa dan perdagangan.

“Kemajuan itu juga terjadi di pertumbuhan partisipasi masyarakat yang didukung pengelolaan sampah, kampung pendidikan, dan kampung ekonomi kreatif,” kata Risma.

Risma mengatakan, akan menjaga sikap dan komitmen untuk menjaga Surabaya agar bisa dinikmati masyarakat seutuhnya. Semua akses menuju kabupaten dan kota di Provinsi Jatim telah dibangun.

“Kita buka akses lingkar luar timur, lingkar luar barat dan jalan tol Surabaya Mojokerto. Tapi, jika pembangunan itu tanpa tata kelola birokrasi yang berintegritas tidak mungkin bisa maju. Kita sekarang ini mendapat gelar pemerintahan berintegritas dari KPK, kemudian mendapat penghargaan Bung Hatta Corruption watch,” katanya.

Whisnu Sakti Buana menambahkan, bahwa perjuangan mereka untuk rakyat Surabaya. “Bangunan yang indah ini kita persembahkan untuk masyarakat Surabaya agar menjadi tuan dan nyonya di kotanya sendiri,” kata Whisnu.(bid/iss/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Senin, 6 Mei 2024
26o
Kurs