Dradjad Hari Wibowo anggota Dewan Pakar Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menilai Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum siap memberikan jawaban atas laporan temuan 17,5 juta Daftar Pemilih Tetap (DPT) bermasalah.
Ini terungkap saat Viryan Azis Komisioner KPU datang dalam seminar “Bongkar Carut Marut DPT!” di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3/2019).
Dalam seminar tersebut Viryan menjelaskan apa yang sudah dilakukan KPU dalam menindaklanjuti laporan 17,5 juta DPT bermasalah yang dilaporkan oleh tim BPN.
Viryan dianggap oleh Dradjad tidak fokus memberikan jawaban terhadap subtansi masalah atas laporan tim BPN.
“Kita fokus aja dulu, artinya bapak pada hari ini, dalam pertemuan yang berbahagia ini belum siap dengan jawab jawaban terhadap kasus ini kan?” kata Dradjad di forum Seminar tersebut.
Dradjad menilai kalau KPU tidak membawa data-data DPT yang dipermasalahkan tim BPN. KPU menjawab permasalahan 17,5 juta DPT bermasalah hanya melalui sampling, tidak secara detil.
“Bapak tidak membawa data ini kemudian bapak melakukan sampling. Persoalannya pak, ini adalah 17,5 itu adalah orang pak, tidak bisa kita sampling.17,5 juta itu adalah 17,5 juta hak suara orang-orang yang punya hak pilih jadi bapak tidak bisa sampling satu atau 1 juta, bapak harus mengerjakan semuanya 17,5 juta ini,” kata Dradjad kepada Viryan.
“Dan ini yang belum kita bahas adalah populasinya itu adalah 190 juta. Temuan ini itu bukan terhadap 190 juta, tapi 17,5 juta dan baru 11 juta yang diverifikasi. Artinya, tim IT BPN baru mengecek 11 juta dari 190 juta sudah menemukan kesalahan segini banyak, bagaimana dengan yang sisanya?” kata Dradjad bertanya-tanya.
Dia menilai, adanya 17,5 juta DPT bermasalah saja KPU belum siap dengan jawabannya, apalagi dengan kasus-kasus DPT di tempat yang lain.
Sebelumnya, Viryan juga mengakui kalau belasan juta data DPT yang bermasalah tidak mungkin ditampilkan satu persatu. Tetapi, kata Viryan, KPU akan menyelesaikan data ini.
Meski begitu, Dradjad tetap menghargai apa yang sudah dilakukan KPU.
“Saya menghargai apa yang dilakukan KPU untuk berusaha mengklarifikasi tapi tadi diakui sendiri oleh mas Viryan oleh KPU bahwa dia tidak membawa jawaban untuk masalah tanggal lahir tadi ( dalam DPT ganda),” jelas Dradjad.
Tetapi, kalau sikap KPU seperti ini, Dradjad menyangsikan KPU bisa menyelesaikannya. Dan Prabowo-Sandi dirugikan atas kasus DPT ini.
“Yang prihatin ya 02 (Prabowo-Sandi) karena ini sangat bisa merugikan kami. Ini malah justru menggelembungkan pihak sebelah,” pungkas Dradjad.(faz/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
