Kamis, 2 Mei 2024

30 Tahun Gamelan Indonesia di Inggris

Laporan oleh Pratino Aditya Tama
Bagikan
Para warga negara Inggris yang memainkan gamelan di Gedung Queen Elizabeth Hall. Foto: southbankcentre.co.uk

30 tahun yang lalu, Pemerintah Republik Indonesia memberikan seperangkat gamelan lengkap kepada warga Inggris sebagai tanda persahabatan yang ditempatkan di gedung kesenian Southbank Centre, London.

Untuk merayakan keberadaan gamelan di Inggris selama 30 tahun digelar pertunjukkan gamelan Jawa sekaligus pembukaan kembali Gedung Queen Elizabeth Hall yang selama dua tahun terakhir ditutup akibat renovasi besar, kata Okky Diane Palma Pensosbud KBRI London kepada Antara, Minggu (29/4/2018).

Dalam pertunjukan gamelan Jawa dimainkan kelompok Southbank Gamelan Players (SBGP) juga ditampilkan tarian dibawakan kelompok tari Lila Bhawa Indonesian Dance UK.

Pemain gamelan berseragam batik khas Solo, sebagian besar warga Inggris itu dengan asyik memainkan alat musik gamelan yang berhasil menghipnotis setiap pengunjung memadati ruang terbuka di Queen Elizabeth Hall, Southbank Centre, London.

Para pengunjung yang semakin banyak berdatangan berjejal, bahkan rela duduk di seputar panggung dan rela berdiri berdesakan dengan penonton lainnya yang terbius oleh bunyian magis sesekali ditimpali nada-nada menggebrak.

Tepuk tangan riuh menyudahi setiap usai karya dipentaskan.

Pertunjukan yang digelar sebagai bagian dari seri Friday Tonic dan Concrete Dreams Weekend adalah seri pementasan musik dilakukan Jumat sore bertujuan agar dinikmati commuters disaat mereka pulang kerja dan mampir ke Southbank Centre sekedar minum kopi atau ngobrol.

Sementara itu, Concrete Dreams Weekend yang berlangsung dari tanggal 27 hingga 29 April mendatang merayakan sejarah pendirian gedung Queen Elizabeth Hall pada tahun 1960-an.

Sophie Ransby Direktur Gamelan di Southbank Centre menyatakan, penghargaan dan terima kasih atas jalinan persahabatan antara Indonesia dan Inggris Raya selama ini. Keberadaan gamelan yang menjadi salah satu jenis musik digandrungi masyarakat Inggris menjadi pengokoh ikatan persahabatan itu, khususnya dalam diplomasi antarwarga atau people-to-people.

“Kekuatan ikatan pada tingkat ini diyakini akan menjamin persahabatan yang lebih panjang,” ujarnya. (ant/ino/dwi)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
33o
Kurs